Senin, 29 November 2010

Social Network






Apa yang anda pikirkan ketika mendengar atau melihat kata tersebut?

Jika diterjemahkan maka social network memiliki arti situs sosial atau yang sekarang lebih dikenal dengan situs jejaring sosial. Jika anda memiliki pengertian yang berbeda mengenai social network itu wajar saja, karna satu kata dalam bahasa inggris jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia akan memiliki banyak arti, dari satu kata ‘how’ anda dapat mengartikan bagaimana, berapa, dan lain-lain. Kata tersebut memiliki pengertian yang berbeda di kalimat yang berbeda pula, kapan anda menggunakan kata tersebut dan bagaimana anda memasukkan kata tersebut dalam satu kalimat dengan aturan berbahasa inggris yang baik.
Saya tidak akan membahas tentang bahasa inggris dan bahasa Indonesia, tetapi ini masih berhubungan dengan artikel saya sebelumnya, mengenai agora, cyborg (cybernetic organisme) dan social network. Menurut saya agora memiliki pengertian sebuah tempat atau lokasi bertemunya dua orang atau lebih untuk berdiskusi, bermusyawarah atau hanya mengobrol biasa. Itulah sekilas mengenai agora, lalu agora pada zaman sekarang masih memiliki pengertian yang sama, mungkin hanya lokasi yang membedakannya. Zaman dahulu, orang-orang harus pergi ke tempat umum untuk berdiskusi dan berbincang, tapi kemajuan teknologi yang pesat mempermudah komunikasi manusia dengan atau tanpa harus bertatapan muka, misalnya dengan; SMS (Short Message Service atau layanan pesan singkat), chatting, e-mail, dan masih banyak lagi macamnya.
Sedangkan menurut Wikipedia, cyborg yang juga dikenal sebagai cybernetic organisme, adalah makhluk dengan kedua bagian biologis dan buatan (misalnya elektronik, mekanik atau robot).
Atau bisa dikatakan bahwa cyborg itu setengah manusia dan atau setengah robot atau mesin. Dikatakan seperti itu mungkin dikarenakan ada beberapa hal yang cyborg lakukan itu mirip dengan perilaku atau tingkah manusia dengan program yang menjadi dasarnya, meski terkadang cyborg memiliki hal yang tidak dapat ia lakukan.
Seperti berkembang biak, melahirkan, mencintai, dan lain-lain.
Di abad 21 ini, kemajuan di segala bidang bukanlah menjadi hal yang baru, tapi sudah menjadi hal biasa ketika seseorang menemukan alat ataupun mesin baru yang jauh lebih modern dari penemuan sebelumnya. Salah satunya di bidang teknologi yang berkembang pesat di zaman era globalisasi ini. Kemajuannya dapat terlihat dengan jelas, dari telepon rumah menjadi Handphone yang bisa dimiliki oleh tiap orang, televise yang layarnya semakin tipis dan warnanya lebih jernih, komputer keluaran pertama sejak tahun 1946 terus mengalami perubahan dan penambahan aplikasi.
Jika komputer zaman dulu digunakan hanya untuk mengetik, sekarang komputer bisa melakukan browsing dan chatting dalam jarak jauh. Komputer saat pertama kali diperkenalkan, bentuk fisiknya sangatlah besar, namun sekarang bentuknya lebih  tipis dan bisa dibawa kemana saja yang lebih kita kenal dengan ‘laptop’ atau ‘notebook’.
Sekarang, jarak bukanlah menjadi masalah besar yang harus dihadapi, karena kemajuan di segala bidang mempermudah manusia memperoleh informasi dimana saja dan kapan saja. Dan anda tidak perlu keluar kantor untuk mengirim berkas ke perusahaan lain, anda dapat mengirimnya lewat internet dan dengan hitungan menit, berkas tersebut sudah dapat dibaca dan di lihat oleh perusahaan yang anda tuju.
Social networking sepertinya telah menjadi fenomena global. Facebook, Friendster, MySpace, Youtube dan lainya menjadi topik hangat di berbagai media di seluruh dunia selama dua tahun terakhir ini. Bahkan majalah Times memilih YOU (pengguna social media) sebagai Person of the Year tahun 2006. Namun, benarkah social media sudah mendunia dan menjadi aktivitas global? Untuk mengetahui hal tersebut lembaga riset Synovate melakukan riset di 17 negara, termasuk Indonesia, dengan 13 ribu responden usia 18-65 tahun. Hasilnya mengejutkan.

Pertama, masih banyak yang tidak tahu apa itu social media.
Synovate melakukan riset dengan pertanyaan pertama yang yang sederhana namun amat mendasar: “Do you know what online social networking is?”
Hasilnya tidak seperti yang dibayangkan banyak orang.  Ternyata hanya 42 persen yang tahu social networking. Sebagian besar lainnya, yang 58 persen masih gelap soal mahluk bernama social media.

Synnovate mengakui, hasil itu karena rentang usia responden sangat luas. Akan beda hasilnya jika respondennya hanya kawula muda.
Meski demikian, ada tiga negara yang sebagian besar warganya paham social networking. Yakni Belanda (89 persen), Jepang(71 persen) dan Amerika Serikat ( 70 persen).
Kedua, meski banyak lahir di Amerika Serikat, online social networking tidaklah US-centric.
Synovate kemudian melakukan studi lebih dalam untuk mengetahui siapa yang menjadi member online social media. Secara keseluruhan, 26 persen responden menyatakan sebagai pengguna social media. Namun prosentase terbesar bukan dari AS, negara yang melahirkan banyak situs social networking. Yang tertinggi, lagi-lagi, dari Belanda (49 persen). Kemudian disusul oleh Uni Emirat Arab (46 persen), Kanada (44 persen), baru kemudian AS (40 persen). Namun dari segi jumlah, tetap saja AS terbesar karena 40% dari jumlah penduduk yang amat besar.
Ketiga, satu orang bisa punya banyak situs online social networking.
Pertanyaan berikutnya yang dilempar Synovate adalah situs social networking apa yang dipunyai responden. Jawabannya beragam. Ada yang menyebut satu atau dua. Ada pula yang memiliki banyak. Nah, Uni Emirat Arab, India, Indonesia dan Bulgaria adalah negara-negara yang warganya membuka banyak account di situs social media.
Meski saya bukan responden, saya termasuk yang membuka account di lebih dari 10 social networking. Sebagian besar yang saya kenal di Internet pun memiliki lebih dari tiga situs social networking.
Social networking favorit saya sekarang Facebook dan Plurk.

Manusia adalah mahluk sosial. Karakter ini ternyata tetap muncul dalam dunia teknologi informasi khususnya internet. Seperti yang telah kita ketahui internet telah merubah cara orang-orang untuk berinteraksi, bekerja dan berkomunikasi. Perbedaan budaya, letak geografis dan jarak ternyata tidak membuat intensitas serta kualitas interaksi menjadi berkurang. Saat awal-awal berkembangnya teknologi internet, e-mail merupakan teknologi yang dirasakan sangat signifikan merubah cara orang-orang untuk berkorespondensi dan berinteraksi. Berikutnya dengan gelombang internet teknologi Web 2.0 terdapat suatu fenomena yang cukup menarik, yaitu situs jejaring sosial (Social Networking Web).
Dengan situs web tersebut kita dapat bergabung dengan komunitas pengguna situs tersebut. Mungkin sebagian besar pengguna komunitas yang kita kunjungi adalah rekan-rekan kita atau bisa jadi teman baru yang kita kenal di dunia “maya”. Situs jejaring sosial marak bermunculan beberapa tahun belakangan ini. Ibaratnya bagaikan suatu ruangan yang sangat luas di “dunia internet”, tempat berkumpul banyak orang yang sudah kita kenal atau barangkali ingin kita kenal. Kita juga bisa “mengundang” orang-orang yang kita kenal tapi belum tergabung dengan komunitas jejaring sosial tersebut untuk ikut bergabung.
Selanjutnya dalam komunitas jejaring sosial kita bisa bertukar informasi, berkomunikasi secara virtual,membentuk sub-sub komunitas berdasarkan kesamaan suatu hal. Banyak lagi kegiatan interaksi yang bisa dilakukan tergantung fasilitas yang disediakan masing-masing situs.
Boleh jadi awalnya situs-situs jejaring sosial isinya lebih banyak terkait hal-halyang sifatnya “fun” dan nostalgia riatapi selanjutnya terjadi perkembangan yang mengarah ke arah profesionalisme. Mungkin awalnya situs-situs jejaring sosial hanya mewadahi untuk sekedar komunitas biasa, komunitas pertemanan atau nostalgia ria. Ternyata situs-situs jejaring sosial mulai bertransformasi menjadi tempat untuk melakukan kontak bisnis ataupun komunitas-komunitas yang lebih serius.
Para pengguna mulai memanfaatkan situs-situs jejaring sosial sebagai alat yang mendukung profesi ataupun wirausaha. Info kontak person dapat membantu menemukan beragam rute dan informasi menuju jenis perusahaan yang diinginkan ataupun peluang bisnis baru. Para pengguna situs jejaring sosial pun mulai bergeser, tidak hanya didominasi oleh generasi muda atau remaja, golongan tua pun sudah mulai melirik situs jejaring sosial sebagai tempat favorit bersosialisasi.
Tetapi dibalik fungsi dan fiturnya yang membantu hubungan sosialisasi manusia modern, ‘wajah’ social network juga sering kali tercoreng oleh banyak kasus yang berkaitan dengan moral, kekerasan, kejahatan, rasisme, rusaknya perkawinan, bahkan terorisme! Segala sesuatu yang diposting/dipublikasikan kedalam jaringan sosial seperti teks, video, dan gambar dapat mempengaruhi orang banyak yang melihatnya.
Berikut adalah beberapa contoh kasus dari berbagai negara yang rangkum dari berbagai website berita dan dilansir melalui Detikinet.
* Plot Pembunuhan Presiden Bolivia Terungkap di Facebook
* Pernikahan 6 Tahun Kandas di Facebook
* Palsukan Profil Facebook, Pelajar ‘Panen’ Foto Bugil
* Pejuang Jihad Invasi ke Facebook
* Ubah Status di Facebook, Suami Habisi Istri
* Rasisme Merebak di Facebook
* Dibujuk via MySpace, Gadis Jadi Korban Pesta Seks
* MySpace Usir 90 ribu Predator Internet
* Gara-gara Komentar di Myspace, Kakak Aniaya Adik
* Jualan Doping di MySpace, Digelandang Polisi
* Dilarang Akses MySpace, Anak Tikam Ibu

Dan juga Banyak user yang beranggapan bahwa jejaring sosial sekelas Facebook akan aman dari serangan virus. Tidak demikian, dikarenakan tidak ada sistem keamanan jaringan yang benar-benar aman di dunia ini selama itu adalah buatan manusia.
Salah satunya sempat ditemukan virus berjenis trojan/worm yang menyerang jejaring sosial khususnya Facebook. Namun, kini sudah menyebar ke jejaring sosial lainnya seperti Bebo, MySpace, MyYearbook dan Friendster. Virus itu dinamai KoobFace artikel lengkap
Itulah contoh nyata dan sedikit pelajaran bagi siapapun pengguna Social network bahwa segala tindakan, posting, komentar, dan tindak-tanduk seseorang didunia maya dapat mempengaruhi orang lain! Hati-hati jika sudah dalam taraf kecanduan! Pergunakanlah Social Network dengan bijak, gunakan untuk hal yang positif seperti membangun relasi dengan orang-orang lain yang memiliki minat dan hobi yang sama dengan kita.


Peran Social Network System pada Proses Belajar-Mengajar

Keberadaan Social Network seperti Facebook, Twitter dll telah menjadi fenomena sosial yang fenomenal. Sebagai contoh, dalam kurun waktu 6 tahun, pengguna facebook sudah mencapai 400 juta, atau tepatnya sampai saat ini sudah mencapai 547,562,200 orang, seperti dapat dilihat di www.checkfacebook.com Indonesia pun tergolong Negara dengan jumlah facebooker terbesar, yaitu telah melebihi 10 juta. Menurut www.checkfacebook.com, Indonesia menempati posisi kedua dunia setelah Amerika Serikat, yaitu dengan jumlah pengguna sebanyak 30,108,220 orang.
Keberadaan Social Network tersebut telah menjadi kontroversi karena ada berbagai pendapat atau argument yang saling bertentangan tentang manfaat atau dampaknya terhadap masyarakat. Tidak bisa dipungkiri Social Network dapat digunakan sebagai sarana silaturahmi di dunia maya atau menjadi media informasi atau penyampaian berita secara berantai. Namun tidak sedikit yang melaporkan tentang dampak negatifnya, misalnya pencemaran nama baik, penipuan, dan pelecehan seksual, bahkan pornografi. Namun kontroversi tersebut tidak menghentikan laju pertumbuhan pengguna facebook yang masih relative tinggi.

Apakah Social Network tersebut lebih banyak manfaatnya untuk para mahasiswa dalam mendukung proses belajar mengajar?

Menurut saya dari segi belajar, social network atau sebagai contoh facebook sangatlah baik karena sudah kita ketahui sebelumnya Indonesia adalah pengguna facebook terbesar di dunia karena dengan facebook kita dapat juga saling berinteraksi dalam proses pembelajaran, kita bisa saling memberi informasi tugas, bisa bertanya tentang pengetahuan tertentu, akan tetapi segala sesuatu mempunya dampak positive dan negative,
      dampak positivnya menurut saya;
      1.pelajar,mahasiswa dan masyarakat umum bisa melakukan silaturahmi dan saling berbagi pengetahuan
      2.sebagai pelepas penat dengan kita meng update status yang merupakan buku harian eletronik yang bisa dibaca siapapun
      3.sebagai mempermendek jarak antar user dibelahan dunia manapun
      4.dan bisa juga sebagai motivasi dari kita ke teman lain atau teman lain ke kita
      5.sebagai iklan atau promosi barang atau jasa
      6.untuk pelajar atau mahasiswa dapat berdikusi tentang pelajaran atau organisasi tertentu yang menunjang nilai disekolah

      Dampak negative;
      1. menjadi mahasiswa (pelajar) akan menjadi malas karena menfaatkan alpikasi chat di facebook karena keasyikan
      2.kadang sebagai ajang penipuan tentang penjualaan atau membuat akun artis terkenal tanpa sepengetahuan
      3.remaja tidak menjadi diri sendirinnya seperti contoh banyak remaja menurut penglihatan saya menggunakan foto palsu yang sma sekali bukan foto dirinnya biasannya yang mereka masukan gambar yang berpenampilan menarik
      4.pemanfaat pihak yang tidak bertanggung jawab kepada remaja yang labil seperti penjualaan remaja, dan menjadi PSK, remaja diiminggi uang dan perkerjaan
      5.bagi anak-anak yang masih bersekolah dibawah smp biasanya yang paling manik menggunakan facebook dan menyebabkan menjadi anak yang hidupnnya boros
      6.dampak secra langsung atau fisik adalah iritasi mata,sakit pada tulang belakang karena terlalu lama duduk yang menyebabkan tegang pada tulang belakang dan yang lebih parah radiasi radio aktifnya menyebabkan kenker karena sel-sel tubuh kita rusak dan tidak berkembang dengan baik

      Oleh karena itu perlu ditingkatnya dari sd,smp,sma,kuliah,dan dunia kerja atau umum sosialisasi tentang damapak, penggunaan pemanfaatan social network melalaui seminar 0seminar yang dilakukan instasi pendidikan , pemerintah dan organisasiagama, ibu-ibu pkk dan perlu adanya interaksi yang baik tentang penggunaan social network.
      Peran orang tua adalah hal yang paling dasar untuk mengawasi putra putrinya pada penggunaan social network setelah itu sekolah dan lingkungan
      Menurut saya pribadi, keberadaan social network seperti facebook dan twitter sebenarnya menguntungkan, terutama bagi para mahasiswa di kampus kita, Gunadarma, yang berbasis teknologi karena kita dapat menjalin silahturahmi serta berbagi informasi kepada rekan kita dan mencari informasi dengan cepat melalui cyber world. Sebagai bukti nyata bahwa social network itu menguntungkan bagi kita adalah dibuatnya group di situs jejaring sosial(facebook) baik itu per kelas, per UKM, maupun per fakultas, contoh group BEM FE Gunadarma. Hal ini mengguntungkan karena melalui group ini, kita dapat berbagi informasi seputar aktivitas perkuliahan serta kita juga dapat berbagi dan mengetahui event - event apa saja yang akan diselenggarakan di Universitas Gunadarma.

      Layaknya mata pisau,teknologi(social network) yang ada akan selalu memiliki dua sisi yang bertolak belakang, yaitu sisi positif dan sisi negatif. Sisi positif dari penggunaan situs jejaring sosial/ social network telah saya paparkan di atas, sedangkan situs jejaring sosial tsb juga memiliki dampak negatif. Dampak negatif dari social network antara lain:
      - menimbulkan kecanduan
      Kecanduan akan social network pasti pernah kita alami bahkan mungkin sampai saat ini. Kecanduan tsb dapat saja timbul karena dewasa ini arus informasi dan komunikasi kita bergantung pada teknologi yang ada terutama cyber world(internet dan social network)
      - penculikkan
      kita sering mendengar terjadi penculikan terutama terhadap seorang gadis oleh pria yang baru dikenalnya lewat situs jejaring sosial -Konflik
      konflik terjadi karena salah satu pihak menuliskan statement yang memojokkan pihak lawan di situs sosialnya sehingga memicu pertengkaran baik melalui situs pribadi masing - masing maupun media lainnya bahkan sampai perang terbuka.

      Pada akhirnya, penggunaan social network mungkin saja berdampak positif atau negatif,yang menentukannya hanya pribadi kita masing - masing, bagaimana kita memanfaatkan teknologi yang ada apakah itu untuk hal yang positif atau hal yang negatif?
      Tetapi sejauh ini, saya pribadi masih merasakan dampak yang positif dari social network ditambah dengan layanan online yang ada di Gunadarma memudahkan saya dalam menjaga silahturahmi dengan kerabat dan memudahkan saya dalam mengakses informasi tanpa terbatas oleh ruang dan waktu.

Dari beberapa kutipan di atas, masing-masing orang memiliki jawaban yang berbeda-beda dan pemahaman masing-masing. Semua kutiapan di atas semuanya benar dan tidak ada yang salah, karena pengertian dari social network pun meluas dan pemahaman orang lain terhadap sesuatu memang tidaklah sama. Maka dari itu, Indonesia menggunakan asas demokrasi dimana dalam mengambil keputusan, diadakan musyawarah atau rapat terlebih dahulu.
Sekian pembahasan mengenai social network, semoga dapat bermanfaat dan bisa membantu anda. Trima kasih..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar