Sabtu, 09 Oktober 2010

Padi - Beras - Nasi - Pangan - Pemanasan Global ?


Kali ini, saya akan membahas mengenai salah satu tanaman yang cukup terkenal dan hampir semua orang di dunia pernah memakannya.
Kalian semua pasti tahu padi kan?
            Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Hasil dari pengolahan padi dinamakan beras. Padi pada saat ini tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di hampir semua bagian dunia yang memiliki cukup air dan suhu udara cukup hangat. Padi menyukai tanah yang lembab dan becek. Sejumlah ahli menduga, padi merupakan hasil evolusi dari tanaman moyang yang hidup di rawa.

Ciri umum padi :
            Padi termasuk dalam suku padi-padian atau Poaceae (sinonim: Graminae atau Glumiflorae). Terna semusim, berakar serabut; batang sangat pendek, struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang; daun sempurna dengan pelepah tegak, daun berbentuk lanset, warna hijau muda hingga hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang; bunga tersusun majemuk, tipe malai bercabang, satuan bunga disebut floret, yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula; buah tipe bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya, bentuk hampir bulat hingga lonjong, ukuran 3 mm hingga 15 mm, tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam, struktur dominan adalah endospermium yang dimakan orang.

Penyebaran dan adaptasi padi :
            Asal-usul padi budidaya diperkirakan berasal dari daerah lembah Sungai Gangga dan Sungai Brahmaputra dan dari lembah Sungai Yangtse. Di Afrika, padi Oryza glaberrima ditanam di daerah Afrika barat tropika.
Padi pada saat ini tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di hampir semua bagian dunia yang memiliki cukup air dan suhu udara cukup hangat. Padi menyukai tanah yang lembab dan becek. Sejumlah ahli menduga, padi merupakan hasil evolusi dari tanaman moyang yang hidup di rawa. Pendapat ini berdasar pada adanya tipe padi yang hidup di rawa-rawa (dapat ditemukan di sejumlah tempat di Pulau Kalimantan), kebutuhan padi yang tinggi akan air pada sebagian tahap kehidupannya, dan adanya pembuluh khusus di bagian akar padi yang berfungsi mengalirkan udara (oksigen) ke bagian akar.

Reproduksi padi, yakni :
            Setiap bunga padi memiliki enam kepala sari (anther) dan kepala putik (stigma) bercabang dua berbentuk sikat botol. Kedua organ seksual ini umumnya siap reproduksi dalam waktu yang bersamaan. Kepala sari kadang-kadang keluar dari palea dan lemma jika telah masak.
            Dari segi reproduksi, padi merupakan tanaman berpenyerbukan sendiri, karena 95% atau lebih serbuk sari membuahi sel telur tanaman yang sama.
Setelah pembuahan terjadi, zigot dan inti polar yang telah dibuahi segera membelah diri. Zigot berkembang membentuk embrio dan inti polar menjadi endospermia. Pada akhir perkembangan, sebagian besar bulir padi mengadung pati di bagian endospermia. Bagi tanaman muda, pati berfungsi sebagai cadangan makanan. Bagi manusia, pati dimanfaatkan sebagai sumber gizi.
Genetika dan perbaikan varietas padi:
            Satu set genom padi terdiri dari 12 kromosom. Karena padi adalah tanaman diploid, maka setiap sel padi memiliki 12 pasang kromosom (kecuali sel seksual).
Padi merupakan organisme model dalam kajian genetika tumbuhan karena dua alasan: kepentingannya bagi umat manusia dan ukuran kromosom yang relatif kecil, yaitu 1.6~2.3 × 108 pasangan basa (base pairs, bp) (Sumber: situs Gramene.org). Sebagai tanaman model, genom padi telah disekuensing, seperti juga genom manusia. Hasil sekuensing genom padi dapat dilihat di situs NCBI.
            Pemuliaan padi telah berlangsung sejak manusia membudidayakan padi. Dari hasil tindakan ini orang mengenal berbagai macam ras lokal padi, seperti rajalele dari Klaten atau cianjur pandanwangi dari Cianjur. Orang juga berhasil mengembangkan padi lahan kering (padi gogo) yang tidak memerlukan penggenangan atau padi rawa, yang mampu beradaptasi terhadap kedalaman air rawa yang berubah-ubah. Di negara lain dikembangkan pula berbagai tipe padi (lihat bagian Keanekaragaman padi).
            Namun demikian, pemuliaan padi secara sistematis baru dilakukan sejak didirikannya IRRI di Filipina. Sejak saat itu, berbagai macam tipe padi dengan kualitas berbeda-beda berhasil dikembangkan secara terencana untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia.
            Pada tahun 1960-an pemuliaan padi diarahkan sepenuhnya pada peningkatan hasil. Hasilnya adalah padi 'IR5' dan 'IR8' (di Indonesia diadaptasi menjadi 'PB5' dan 'PB8'). Walaupun hasilnya tinggi tetapi banyak petani menolak karena rasanya tidak enak (pera). Selain itu, terjadi wabah hama wereng coklat pada tahun 1970-an. Puluhan ribu persilangan kemudian dilanjutkan untuk menghasilkan kultivar dengan potensi hasil tinggi dan tahan terhadap berbagai hama dan penyakit padi. Pada tahun 1984 Indonesia pernah meraih penghargaan dari PBB (FAO) karena berhasil meningkatkan produksi padi hingga dalam waktu 20 tahun dapat berubah dari pengimpor padi terbesar dunia menjadi negara swasembada beras. Prestasi ini, sayangnya, tidak dapat dilanjutkan. Saat ini Indonesia kembali menjadi pengimpor padi terbesar di dunia.
            Hadirnya bioteknologi dan rekayasa genetika pada tahun 1980-an memungkinkan perbaikan kualitas nasi. Sejumlah tim peneliti di Swiss mengembangkan padi transgenik yang mampu memproduksi toksin bagi hama pemakan bulir padi dengan harapan menurunkan penggunaan pestisida. IRRI, bekerja sama dengan beberapa lembaga lain, merakit "padi emas" (golden rice) yang dapat menghasilkan pro-vitamin A pada berasnya, yang diarahkan bagi pengentasan defisiensi vitamin A di berbagai negara berkembang. Suatu tim peneliti dari Jepang juga mengembangkan padi yang menghasilkan toksin bagi bakteri kolera. Diharapkan beras yang dihasilkan padi ini dapat menjadi alternatif imunisasi kolera, terutama di negara-negara berkembang.
            Sejak penghujung abad ke-20 dikembangkan padi hibrida, yang memiliki potensi hasil lebih tinggi. Karena biaya pembuatannya tinggi, kultivar jenis ini dijual dengan harga lebih mahal daripada kultivar padi yang dirakit dengan metode lain.
            Selain perbaikan potensi hasil, sasaran pemuliaan padi mencakup pula tanaman yang lebih tahan terhadap berbagai organisme pengganggu tanaman (OPT) dan tekanan (stres) abiotik (seperti kekeringan, salinitas, dan tanah masam). Pemuliaan yang diarahkan pada peningkatan kualitas nasi juga dilakukan, misalnya dengan perakitan kultivar mengandung karoten (provitamin A).
Keanekaragaman genetik :
            Hingga sekarang ada dua spesies padi yang dibudidayakan manusia secara massal: Oryza sativa yang berasal dari Asia dan O. glaberrima yang berasal dari Afrika Barat.
            Pada awal mulanya O. sativa dianggap terdiri dari dua subspesies, indica dan japonica (sinonim sinica). Padi japonica umumnya berumur panjang, postur tinggi namun mudah rebah, lemmanya memiliki "ekor" atau "bulu" (Ing. awn), bijinya cenderung membulat, dan nasinya lengket. Padi indica, sebaliknya, berumur lebih pendek, postur lebih kecil, lemmanya tidak ber-"bulu" atau hanya pendek saja, dan bulir cenderung oval sampai lonjong. Walaupun kedua anggota subspesies ini dapat saling membuahi, persentase keberhasilannya tidak tinggi. Contoh terkenal dari hasil persilangan ini adalah kultivar 'IR8', yang merupakan hasil seleksi dari persilangan japonica (kultivar 'Deegeowoogen' dari Formosa) dengan indica (kultivar 'Peta' dari Indonesia). Selain kedua varietas ini, dikenal varietas minor javanica yang memiliki sifat antara dari kedua tipe utama di atas. Varietas javanica hanya ditemukan di Pulau Jawa.
            Kajian dengan bantuan teknik biologi molekular sekarang menunjukkan bahwa selain dua subspesies O. sativa yang utama, indica dan japonica, terdapat pula subspesies minor tetapi bersifat adaptif tempatan, seperti aus (padi gogo dari Bangladesh), royada (padi pasang-surut/rawa dari Bangladesh), ashina (padi pasang-surut dari India), dan aromatic (padi wangi dari Asia Selatan dan Iran, termasuk padi basmati yang terkenal). Pengelompokan ini dilakukan menggunakan penanda RFLP dibantu dengan isozim. Kajian menggunakan penanda genetik SSR terhadap genom inti sel dan dua lokus pada genom kloroplas menunjukkan bahwa pembedaan indica dan japonica adalah mantap, tetapi japonica ternyata terbagi menjadi tiga kelompok khas: temperate japonica ("japonica daerah sejuk" dari Cina, Korea, dan Jepang), tropical japonica ("japonica daerah tropika" dari Nusantara), dan aromatic. Subspesies aus merupakan kelompok yang terpisah.
            Berdasarkan bukti-bukti evolusi molekular diperkirakan kelompok besar indica dan japonica terpisah sejak ~440.000 tahun yang lalu dari suatu populasi spesies moyang O. rufipogon. Domestikasi padi terjadi di titik tempat yang berbeda terhadap dua kelompok yang sudah terpisah ini. Berdasarkan bukti arkeologi padi mulai dibudidayakan (didomestikasi) 10.000 hingga 5.000 tahun sebelum masehi.

Keanekaragaman budidaya padi :

1. Padi gogo

Di beberapa daerah tadah hujan orang mengembangkan padi gogo, suatu tipe padi lahan kering yang relatif toleran tanpa penggenangan seperti di sawah. Di Lombok dikembangkan sistem padi gogo rancah, yang memberikan penggenangan dalam selang waktu tertentu sehingga hasil padi meningkat.

2. Padi rawa

Padi rawa atau padi pasang surut tumbuh liar atau dibudidayakan di daerah rawa-rawa. Selain di Kalimantan, padi tipe ini ditemukan di lembah Sungai Gangga. Padi rawa mampu membentuk batang yang panjang sehingga dapat mengikuti perubahan kedalaman air yang ekstrem musiman.

3. Padi pera

Padi pera adalah padi dengan kadar amilosa pada pati lebih dari 20% pada berasnya. Butiran nasinya jika ditanak tidak saling melekat. Lawan dari padi pera adalah padi pulen. Sebagian besar orang Indonesia menyukai nasi jenis ini dan berbagai jenis beras yang dijual di pasar Indonesia tergolong padi pulen. Penggolongan ini terutama dilihat dari konsistensi nasinya.

4. Ketan

Ketan (sticky rice), baik yang putih maupun merah atau hitam, sudah dikenal sejak dulu. Padi ketan memiliki kadar amilosa di bawah 1% pada pati berasnya. Patinya didominasi oleh amilopektin, sehingga jika ditanak sangat lekat.

5. Padi wangi

Padi wangi atau harum (aromatic rice) dikembangkan orang di beberapa tempat di Asia, yang terkenal adalah ras 'Cianjur Pandanwangi' atau lebih terkenal dengan beras pandan wangi, (sekarang telah menjadi kultivar unggul) dan 'rajalele'. Kedua kultivar ini adalah varietas javanica yang berumur panjang.
            Setelah padi dipanen, bulir padi atau gabah dipisahkan dari jerami padi. Pemisahan dilakukan dengan memukulkan seikat padi sehingga gabah terlepas atau dengan bantuan mesin pemisah gabah.
            Gabah yang terlepas lalu dikumpulkan dan dijemur. Pada zaman dulu, gabah tidak dipisahkan lebih dulu dari jerami, dan dijemur bersama dengan merangnya. Penjemuran biasanya memakan waktu tiga sampai tujuh hari, tergantung kecerahan penyinaran matahari. Penggunaan mesin pengering jarang dilakukan. Istilah "Gabah Kering Giling" (GKG) mengacu pada gabah yang telah dikeringkan dan siap untuk digiling. (Lihat pranala luar). Gabah merupakan bentuk penjualan produk padi untuk keperluan ekspor atau perdagangan partai besar.
            Gabah yang telah kering disimpan atau langsung ditumbuk/digiling, sehingga beras terpisah dari sekam (kulit gabah). Beras merupakan bentuk olahan yang dijual pada tingkat konsumen. Hasil sampingan yang diperoleh dari pemisahan ini adalah:
-          sekam (atau merang), yang dapat digunakan sebagai bahan bakar
-          bekatul, yakni serbuk kulit ari beras; digunakan sebagai bahan makanan ternak, dan
-          dedak (dedek), campuran bekatul kasar dengan serpihan sekam yang kecil-kecil; untuk makanan ternak.

            Di luar negeri orang mengenal padi biji panjang (long grain), padi biji pendek (short grain), risotto, padi susu umumnya menggunakan metode silsilah. Salah satu tahap terpenting dalam pemuliaan padi adalah dirilisnya kultivar 'IR5' dan 'IR8', yang merupakan padi pertama yang berumur pendek namun berpotensi hasil tinggi. Ini adalah awal revolusi hijau dalam budidaya padi. Berbagai kultivar padi berikutnya umumnya memiliki 'darah' kedua kultivar perintis tadi. [1]
Nah, bagaimana dengan beras ?
            Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam. Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah ditumbuk dengan lesung atau digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya. Bagian isi inilah, yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan hitam, yang disebut beras.
                Beras dimanfaatkan terutama untuk diolah menjadi nasi, makanan pokok terpenting warga dunia. Beras juga digunakan sebagai bahan pembuat berbagai macam penganan dan kue-kue, utamanya dari ketan, termasuk pula untuk dijadikan tapai. Selain itu, beras merupakan komponen penting bagi jamu beras kencur dan param. Minuman yang populer dari olahan beras adalah arak dan air tajin.
            Dalam bidang industri pangan, beras diolah menjadi tepung beras. Sosohan beras (lapisan aleuron), yang memiliki kandungan gizi tinggi, diolah menjadi tepung bekatul (rice bran). Bagian embrio juga diolah menjadi suplemen makanan dengan sebutan tepung mata beras. Untuk kepentingan diet, beras dijadikan sebagai salah satu sumber pangan bebas gluten dalam bentuk berondong. [2]

Kalian juga tahu tentang nasi kan?
            Siapa sih, yang tidak kenal dengan nasi dan tidak pernah memakannya? Nasi adalah beras (atau kadang-kadang serealia lain) yang telah direbus (dan ditanak). Proses perebusan beras dikenal juga sebagai 'tim'. Penanakan diperlukan untuk membangkitkan aroma nasi dan membuatnya lebih lunak tetapi tetap terjaga konsistensinya. Pembuatan nasi dengan air berlebih dalam proses perebusannya akan menghasilkan bubur.
            Warna nasi yang telah masak (tanak) berbeda-beda tergantung dari jenis beras yang digunakan. Pada umumnya, warna nasi adalah putih bila beras yang digunakan berwarna putih. Beras merah atau beras hitam akan menghasilkan warna nasi yang serupa dengan warna berasnya. Kandungan amilosa yang rendah pada pati beras akan menghasilkan nasi yang cenderung lebih transparan dan lengket. Ketan, yang patinya hanya mengandung sedikit amilosa dan hampir semuanya berupa amilopektin, memiliki sifat semacam itu. Pada umumnya, beras dengan kadar amilosa lebih dari 24% akan menghasilkan nasi yang 'pera' (tidak lekat, keras, dan mudah terpisah-pisah).
            Nasi dimakan oleh sebagian besar penduduk Asia sebagai sumber karbohidrat utama dalam menu sehari-hari. Nasi sebagai makanan pokok biasanya dihidangkan bersama lauk sebagai pelengkap rasa dan juga melengkapi kebutuhan gizi seseorang. Nasi dapat diolah lagi bersama bahan makanan lain menjadi masakan baru, seperti pada nasi goreng, nasi kuning atau nasi kebuli. Nasi bisa dikatakan makanan pokok bagi masyarakat di Asia, khususnya Asia Tenggara. [3]

            Namun, jika kalian ditanya nasi berasal dari apa? Jawaban apa yang akan kalian berikan?
            Kebanyakan orang akan menjawab bahwa nasi berasal dari beras dan padi. Apakah beras bisa langsung menjadi nasi begitu saja? Tentu saja tidak, beras harus diolah terlebih dulu lalu bisa berubah menjadi nasi. Sama halnya dengan memasak nasi yang berasal dari beras yang ditambahkan air panas dan api (panas)  yang akan menjadi nasi. Berbeda dengan komposisi membuat nasi, misalnya bahan terdiri dari satu liter beras, satu liter air, suhu 900C, dan waktu selama 45 menit. Untuk menjadikan beras ke nasi diperlukan tahap-tahap dan proses yang harus dilakukan terlebih dahulu. Nah, inilah siklusnya :

Padi -> Beras -> Nasi.
Padi -> Beras + air + panas -> Nasi

Variasi Nasi kini makin beragam :

1. Ada yang namanya “Nasi Goreng”, sudah pada tahu kan makanan ini, makanan ini menjadi favorit saya ketika sarapan pagi selain nasi uduk,
2. Ada yang namanya “Nasi Minyak”, nasinya berwarna kuning dan biasanya ada di acara pernikahan,
3. Ada yang namanya “Nasi Liwet”, nasih khas penganan Jawa ini rasanya enak banget, dicampur dengan bumbu dan ada sedikit ikan teri nya,
4. Ada yang namanya “Nasi Uduk”, nasi yang dimasak dengan santan dan bumbu rasanya juga menjadi lebih enak, biasanya dikonsumsi pada pagi hari, untuk sarapan pagi.
5. Ada “Lontong”, beras yang diolah sedemikian rupa hingga menjadi keras dan dibungkus dengan plastik atau daun pisang, merupakan campuran dari lontong sayur, sate, atau gado-gado.
6. Ada “Bubur Ayam”, pada tau semua kan?, nasi yang dimasak dengan air yang lebih dan disajikan dengan kuah ayam dan taburan ayam iris dan kerupuk.
7. Ada juga “Nasi Lemang” yang ditambahkan dengan santan dan beras dimasukan ke dalam bambu lalu dibakar.
8. Dan ada juga ”Nasi Tumpeng” atau ” Nasi Kuning”, yakni nasi yang berwarna kuning dan biasanya dihias atau ditambah dengan potongan telur dadar dan tambahan lainnya. (warna kuningnya diperoleh dari kunyit).

            Selain bangsa Indonesia, orang-orang atau penduduk di Jepang juga mengkonsumsi nasi, salah satu makanannya yaitu “SUSHI”, makanan dari Jepang yang terdiri dari nasi dan dicampur dengan lauk, biasanya berupa seafood seperti udang dan ikan, lalu sayur dan daging yang masih mentah atau sudah masak.
            Rasa nasi Sushi ini, yaitu asam namun asamnya sedikit karena dibumbui campuran cuka beras dan garam serta gula. Mungkin untuk beberapa orang di Indonesia kurang menyukai makanan yang mentah seperti sushi ini. Ada juga, nasi kepal atau onigiri yang juga sering dibawa oleh orang-orang Jepang yang dibuat untuk bekal.
            Selain dibuat makanan seperti di atas, beras juga diolah menjadi “TEPUNG BERAS”, nah biasanya tepung beras  merupakan bahan dasar dari berbagai macam kue tradisional seperti : Nagasari, kue serabi, dll. [4]      

            Dari pembahasan di atas, kita dapat memperoleh beberapa kesimpulan. Kesimpulan yang pertama bahwa, nasi itu berasal dari beras yang diolah (ditanak) yang ditambahkan air dan panas (suhu) dan beras berasal dari bulir-bulir padi yang diolah dan melalui proses tertentu yang hasilnya berupa butir-butir beras. Sedngkan padi adalah salah satu tanaman pokok yang tumbuh di daerah tertentu dan beranekaragam jenisnya.
            Kesimpulan yang kedua Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil. [5]
            Segala hal, yang kita (akan) lakukan harus melalui beberapa tahapan dan melalui proses yang panjang, sehingga mendapatkan hasil yang baik dan sesuai keinginan (cita-cita). Namun, proses dan tahapan ini tidak memakan waktu yang sedikit, melainkan memerlukan waktu yang cukup lama untuk memeperoleh hasil terbaik. Melalui proses yang lama ini, kita banyak memperoleh pengalaman dan ilmu yang lebih banyak, dibandingkan sebelumnya.
            Kesimpulan yang ketiga, nasi merupakan makanan pokok penduduk di Indonesia. Tapi, kini cuaca yang tak menentu (berubah-ubah) seringkali membuat petani rugi dan membuat penghasilan beras menurun, ini merupakan efek atau akibat dari pemanasan global. Banyak orang harus membayar harga tinggi untuk membeli satu liter beras. Sedangkan, sebagian besar penduduk di Indonesia tidak semua masyarakatnya adalah kelompok yang berada (keluarga mampu).
            Namun, selain nasi makanan yang lain juga bisa menggantikan karbohidrat yang diperlukan oleh tubuh, seperti: singkong. Mungkin karena terbiasa dengan nasi, orang Indonesia masih belum merasa kenyang jika tidak memakan nasi, padahal karbohidrat yang ia perlukan telah memenuhi standar yang diperlukan dalam satu hari.
            Kesimpulan keempat, kita dapat memperoleh segala sesuatu dari hal yang kita lakukan dan membuatnya jauh lebih baik, jika kita tidak merusak lingkungan dan tetap manjaga kelestarian tanaman di Indonesia. Pemanasan global, akhir-akhir ini makin terlihat dengan melihat musim (cuaca) yang tak menentu. Usaha yang bisa kita lakukan sekarang adalah dengan ramah lingkungan dengan cara membuang sampah pada tempatnya, jika masih bisa dipakai lebih baik digunakan (didaur ulang) kembali. Untuk beberapa orang, mungkin hal seperti ini adalah sesuatu yang sepele, tapi jika setiap manusia dapat menerapkannya dengan baik di kehidupan sehari-hari, pencegahan pemanasan global lanjutan dapat dihindari.
            Masalah cuaca yang tak menentu ini dan masalahpangan-pun dapat diatasi jika kita dapat mensisati dengan baik. Segala sesuatu masalah dapat diatasi dengan hal-hal yang tak pernah kita pikirkan sebelumnya. Jangan sampai, ketika semua telah terjadi dan tidak dapat diperbaiki (dicegah) lagi, kita baru menyesalinya. Pencegahan harus dilakukan sejak dini oleh seluruh penduduk di dunia.
            Nah, kesimpulan terakhir tadi telah menyadarkan kita semua bahwa ada beberapa hal kita lakukan yang akan berdampak buruk bagi lingkungan. Hindari kata penyesalan tersebut dan buatlah hidup yang ramah lingkungan dengan/ tanpa melanggar peraturan yang ada di Negara masing-masing.
            Awalnya, kita membahas padi, beras dan nasi lalu menyambung ke hal yang lain. Kita sebagai generasi muda harus berpikir jauh ke depan dan memiliki ilmu pengetahuan yang luas.
            Krisis pangan mulai meningkat terutama saat perubahan cuaca yang tak menentu seperti sekarang ini. Untuk rakyat yang berkecukupan merasa tidak terjadi apapun, tapi bagi masyarakat yang di bawah gari kemiskinan akan merasakan sekali krisis pangan ini. Untuk masyarakat mikin nasi aking adalah jalan keluar terakhir untuk mengatasi krisis pangan yang ada. Kehidupan harus terus berlanjut tapi, kehidupan mereka semakin miskin.
            Pemanasan global harus dihentikan dari sekarang juga, supaya anak cucu kita dimasa depan juga bisa merasakan apa yang kita makan dan kita rasakan sekarang. Bumi yang hijau dan lautnya yang jernih….

 [1]
[2]
http://id.wikipedia.org/wiki/Beras
[3]
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasi 
[4]
http://ilh4m.web.id/?p=61 
[5]
http://id.wikipedia.org/wiki/Proses

Tidak ada komentar:

Posting Komentar