Sabtu, 30 Oktober 2010

Ilmu Sosial Dasar & Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Sosial Dasar [ISD]


Pengertian

Ilmu sosial dasar ( ISD ) adalah ilmu pengetahuan yang menelaah masalah – masalah sosial yang timbul dan berkembang, khususnya yang diwujudkan oleh warga Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial.

Tujuan ilmu sosial dasar adalah :
 Memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan sosial dan masalah-masalah sosial yang ada dalam masyarakat.
 Membantu perkembangan wawasan pemikiran dan kepribadian warga Indonesia agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas.
 Warga Indonesia memiliki sikap dan tingkah laku yang baik dalam masyarakat.
 Memahami jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi dengan mereka.
 Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha menanggulanginya.

Masalah-masalah sosial yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan sosial yang antara satu dengan lainnya saling berkaitan. Berdasarkan bahan kajian seperti yang disebut, dapat dijabarkan lebih lanjut ke dalam pokok bahasan dan sub pokok bahasan, untuk dapat di operasionalkan.
Konsorsium Antar Bidang telah menetapkan bahwa perkuliahan Ilmu Sosial Dasar terdiri dari 8 (delapan) pokok bahasan. Dari ke delapan Pokok Bahasan tersebut maka ruang lingkup perkuliahan Ilmu Sosial Dasar diharapkan mempelajari dan memahami adanya :
1. Berbagai masalah kependudukan dalam hubungannya dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
2. Masalah individu, keluarga dan masyarakat.
3. Masalah pemuda dan sosialisasi.
4. Masalah hubungan antara warga negara dan negara.
5. Masalah pelapisan sosial dan kesamaan derajat.
6. Masalah masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.
7. Masalah pertentangan-pertentangan sosial dan integrasi.
8. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

Ilmu Sosial Dasar (ISD) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kedua-duanya mempunyai persamaan dan perbedaan.


Ilmu Pengetahuan Dasar (Ilmu Pengetahuan Sosial)

Sering kali kita bertemu dengan orang yang membedakan antara ilmu dengan pengetahuan, meski lebih sering lagi kita bertemu dengan orang yang menganggap sama ilmu dan pengetahuan. Padahal, sebenarnya ilmu dan pengetahuan itu berbeda lho..
Dari dua kata ‘ilmu dan pengetahuan’ tersebut, kita dapat mendifinisikan masing-masing kata. Menurut saya ilmu merupakan segala sesuatu hal yang kita miliki dan bisa kita amalkan atau terapkan ke orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Maksudnya, ilmu yang kita miliki dapat diwujudkan dalam sebuah bentuk di kehidupan sehari-hari.
Kebanyakan, masyarakat masih belum mengetahui pengertian sebenarnya mengenai ilmu dan pengetahuan, mungkin anda juga salah satunya. Maka, dari berbagai sumber, saya mengambil beberapa pengertian tentang ilmu dan pengetahuan masing-masing.

Ilmu : Jika seseorang berhasil mengatasi suatu permasalahan dengan pikiran, intuisi dan kemampuan pribadi lainnya itu disebut ilmu.
Pengetahuan : Jika seseorang mengetahui sesuatu dari buku, orang lain atau media lainnya. Dan dia sendiri belum pernah mempraktekannya maka disebut pengetahuan.
Sumber : http://ppcindonesia.org/2009/11/03/apa-beda-ilmu-dengan-pengetahuan

Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/ilmu
http://id.wikipedia.org/wiki/pengetahuan

Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu.
Ilmu adalah semacam pengetahuan yang telah disusun secara sistematis.
Sumber : http://filsafatindonesia1001.wordpress.com/2009/07/22/perbedaan-antara-ilmu-dan-pengetahuan/

Pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus Bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu (Admojo, 1998).
Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli diantaranya adalah :
o Mohamad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.
o Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak.
o Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.
o Harsojo menerangkan bahwa ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan dan suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indera manusia. Lebih lanjut ilmu didefinisikan sebagai suatu cara menganalisis yang mengijinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk : “ jika …. maka “.
o Afanasyef, menyatakan ilmu adalah manusia tentang alam, masyarakat dan pikiran. Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep, katagori dan hukum-hukum, yang ketetapannya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis.
o Ashley Montagu, menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.

Pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai matafisik maupun fisik atau bisa dikatakan sebagai informasi yang berupa common sense, tanpa memiliki metode, dan mekanisme tertentu.
Secara lebih jelas ilmu seperti sapu lidi, yakni sebagian lidi yang sudah diraut dan dipotong ujung dan pangkalnya kemudian diikat, sehingga menjadi sapu lidi. Sedangkan pengetahuan adalah lidi-lidi yang masih berserakan di pohon kelapa, di pasar, dan tempat lainnya yang belum tersusun dengan baik.
Ilmu adalah kumpulan pengetahuan. Namun bukan sebaliknya kumpulan ilmu adalah pengetahuan. Kumpulan pengetahuan agar dapat dikatakan ilmu harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang dimaksudkan adalah objek material dan objek formal. Setiap bidang ilmu baik itu ilmu khusus maupun ilmu filsafat harus memenuhi ke dua objek tersebut.
Objek material adalah sesuatu hal yang dijadikan sasaran pemikiran (Gegenstand), sesuatu hal yang diselidiki atau sesuatu hal yang dipelajari. Objek material mencakup hal konkrit misalnya manusia,tumbuhan, batu ataupun hal-hal yang abstrak seperti ide-ide, nilai-nilai, dan kerohanian. Objek formal adalah cara memandang, cara meninjau yang dilakukan oleh peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya. Objek formal dari suatu ilmu tidak hanya memberi keutuhan suatu ilmu, tetapi pada saat yang sama membedakannya dari bidang-bidang yang lain. Satu objek material dapat ditinjau dari berbagai sudut pandangan sehingga menimbulkan ilmu yang berbeda-beda.

Dasar ilmu

Ada tiga dasar ilmu yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi.
Dasar ontologi ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia. Jadi masih dalam jangkauan pengalaman manusia atau bersifat empiris. Objek empiris dapat berupa objek material seperti ide-ide, nilai-nilai, tumbuhan, binatang, batu-batuan dan manusia itu sendiri.
Ontologi merupakan salah satu objek lapangan penelitian kefilsafatan yang paling kuno. Untuk memberi arti tentang suatu objek ilmu ada beberapa asumsi yang perlu diperhatikan yaitu asumsi pertama adalah suatu objek bisa dikelompokkan berdasarkan kesamaan bentuk, sifat (substansi), struktur atau komparasi dan kuantitatif asumsi. Asumsi kedua adalah kelestarian relatif artinya ilmu tidak mengalami perubahan dalam periode tertentu (dalam waktu singkat). Asumsi ketiga yaitu determinasi artinya ilmu menganut pola tertentu atau tidak terjadi secara kebetulan.
Epistemologi atau teori pengetahuan yaitu cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan ruang lingkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian dan dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki.
Sebagian ciri yang patut mendapat perhatian dalam epistemologi perkembangan ilmu pada masa modern adalah munculnya pandangan baru mengenai ilmu pengetahuan. Pandangan itu merupakan kritik terhadap pandangan Aristoteles, yaitu bahwa ilmu pengetahuan sempurna tak boleh mencari untung, namun harus bersikap kontemplatif, diganti dengan pandangan bahwa ilmu pengetahuan justru harus mencari untung, artinya dipakai untuk memperkuat kemampuan manusia di bumi ini .
Dasar aksiologi berarti sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh, seberapa besar sumbangan ilmu bagi kebutuhan umat manusia. Dasar aksiologi ini merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia karena dengan ilmu segala keperluan dan kebutuhan manusia menjadi terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah.
Berdasarkan aksiologi, ilmu terlihat jelas bahwa permasalahan yang utama adalah mengenai nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika. Etika mengandung dua arti yaitu kumpulan pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan manusia dan merupakan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan atau manusia-manusia lainnya. Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomena disekelilingnya.
Pada umumnya metodologi yang digunakan dalam ilmu kealaman disebut siklus-empirik. Ini menunjukkan pada dua macam hal yang pokok, yaitu siklus yang mengandaikan adanya suatu kegiatan yang dilaksanakan berulang-ulang, dan empirik yang menunjukkan pada sifat bahan yang diselidiki, yaitu hal-hal yang dalam tingkatan pertama dapat diregistrasi secara indrawi. Metode siklus-empirik mencakup lima tahapan yang disebut observasi, induksi, deduksi, eksperimen, dan evaluasi. Sifat ilmiahnya terletak pada kelangsungan proses yang runut dari segenap tahapan prosedur ilmiah tersebut, meskipun pada prakteknya tahap-tahap kerja tersebut sering kali dilakukan secara bersamaan (Soeprapto, 2003).
Ilmu dalam usahanya untuk menyingkap rahasia-rahasia alam haruslah mengetahui anggapan-anggapan kefilsafatan mengenai alam tersebut. Penegasan ilmu diletakkan pada tolok ukur dari sisi fenomenal dan struktural.

Dimensi Fenomenal.

Dalam dimensi fenomenal ilmu menampakkan diri pada hal-hal berikut :
1. Masyarakat yaitu suatu masyarakat yang elit yang dalam hidup kesehariannya sangat konsern pada kaidah-kaidah universaI, komunalisme, disinterestedness, dan skeptisme yang terarah dan teratur
2. Proses yaitu olah krida aktivitas masyarakat elit yang melalui refleksi, kontemplasi, imajinasi, observasi, eksperimentasi, komparasi, dan sebagainya tidak pernah mengenal titik henti untuk mencari dan menemukan kebenaran ilmiah.
3. Produk yaitu hasil dari aktivitas tadi berupa dalil-dalil, teori, dan paradigma-paradigma beserta hasil penerapannya, baik yang bersifat fisik, maupun non fisik.

Dimensi Struktural

Dalam dimensi struktural ilmu tersusun atas komponen-komponen berikut
1. Objek sasaran yang ingin diketahui
2. Objek sasaran terus menerus dipertanyakan tanpa mengenal titik henti
3. Ada alasan dan dengan sarana dan cara tertentu objek sasaran tadi terus menerus dipertanyakan
4. Temuan-temuan yang diperoleh selangkah demi selangkah disusun kembali dalam satu kesatuan sistem.
Ilmu dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu Ilmu Pengetahuan Abstrak, Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Humanis.


Sumber : http://myechooff.wordpress.com/2010/07/22/perbedaan-ilmu-denganpengetahuan/

Pengetahuan baru bisa menjadi ilmu jika sudah dipraktekan, secara mudah contohnya membuat blog. Banyak sekali pengetahuan yang menerangkan cara membuat blog ada yang datang dari pengalaman pribadi, atau ada yang datang dari kutipan. Jika kita hanya mengetahui step-step membuat blog tetapi tidak mempraktekannya maka kita hanya menguasai pengetahuan.
Dan ketika kita sudah mempraktekanya dan berhasil membuat blog. Maka kita telah mendapatkan ilmu, ilmu dasar. Tinggal kemudian kita mengembangkannya. Dan di sini kunci yang membedakan individu satu dengan individu lainya. yaitu daya kreatifitas.
Ia yang memiliki kreatifitas akan mengembangkan ilmu dasar tersebut menjadi sesuatu yan lbih menarik lagi, bahkan mengabungkan dengan ilmu – ilmu yang lainnya higga menjadi sesuatu yang baru.
1 guru, 1 ilmu namun hasilnya bisa berbeda tergantung dari daya kreatifitas masing-masing.
Sumber : http://ppcindonesia.org/2009/11/03/apa-beda-ilmu-dengan-pengetahuan/

PERBEDAAN ANTARA ILMU DAN PENGETAHUAN

Kesadaran manusia secara garis besar terbagi atas tiga dimensi yang amat penting. Pengalaman, perasaan dan pengetahuan. Ketiga dimensi itu berbeda secara substantif tetapi sangat saling berkaitan.
Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha manusia untuk tahu. Dalam perkembangannya pengetahuan manusia berdiferensiasi menjadi empat cabang utama, filsasat, ilmu, pengetahuan dan wawasan. Untuk melihat perbedaan antara empat cabang itu, saya berikan contohnya: Ilmu kalam (filsafat), Fiqih (ilmu), Sejarah Islam (pengetahuan), praktek Islam di Indonesia (wawasan). Bahasa, matematika, logika dan statistika merupakan pengetahuan yang disusun secara sistematis, tetapi keempatnya bukanlah ilmu. Keempatnya adalah alat ilmu.
Setiap ilmu (sains) adalah pengetahuan (knowledge), tetapi tidak setiap pengetahuan adalah ilmu. Ilmu adalah semacam pengetahuan yang telah disusun secara sistematis. Bagaimana cara menyusun kumpulan pengetahuan agar menjadi ilmu? Jawabnya pengetahuan itu harus dikandung dulu oleh filsafat , lalu dilahirkan, dibesarkan dan diasuh oleh matematika, logika, bahasa, statistika dan metode ilmiah. Maka seseorang yang ingin berilmu perlu memiliki pengetahuan yang banyak dan memiliki pengetahuan tentang logika, matematika, statistika dan bahasa. Kemudian pengetahuan yang banyak itu diolah oleh suatu metode tertentu. Metode itu ialah metode ilmiah. Pengetahuan tentang metode ilmiah diperlukan juga untuk menyusun pengetahuan-pengetahuan tersebut untuk menjadi ilmu dan menarik pengetahuan lain yang dibutuhkan untuk melengkapinya.
Untuk bepengetahuan seseorang cukup buka mata, buka telinga, pahami realitas, hafalkan, sampaikan. Adapun untuk berilmu, maka metodenya menjadi lebih serius. Tidak sekedar buka mata, buka telinga, pahami realitas, hafalkan, sampaikan, secara serampangan. Seseorang yang ingin berilmu, pertama kali ia harus membaca langkah terakhir manusia berilmu, menangkap masalah, membuat hipotesis berdasarkan pembacaan langkah terakhir manusia berilmu, kemudian mengadakan penelitian lapangan, membuat pembahasan secara kritis dan akhirnya barulah ia mencapai suatu ilmu. Ilmu yang ditemukannya sendiri.
Apa maksud “membaca langkah terakhir manusia berilmu” ? Postulat ilmu mengatakan bahwa ilmu itu tersusun tidak hanya secara sistematis, tetapi juga terakumulasi disepanjang sejarah manusia. Tidak ada manusia, bangsa apapun yang secara tiba-tiba meloncat mengembangkan suatu ilmu tanpa suatu dasar pengetahuan sebelumnya. Katakanlah bahwa sebelum abad renaisansi di Eropa, bangsa Eropa berada dalam kegelapan yang terpekat. Karena larut dalam filsafat skolastik yang mengekang ilmu dan peran gereja. Para ilmuwan dan para filsafat abda itu tentu memiliki guru-guru yang melakukan pembacaan terhadap mereka tentang sampai batas terakhir manusia berilmu di zaman itu. Ilmu kimia abad modern sekarang adalah berpijak pada ilmu kimia, katakanlah abad 10 masehi yang berada di tangan orang-orang Islam. Dan ilmu kimia di abad 10 masehi itu tentu bepijak pula pada ilmu kimia abad 3500 tahun sebelum masehi, katakanlah itu misalanya dari negri dan zaman firaun.
Jadi seseorang yang ingin berilmu manajemen, misalnya, maka ia harus mengumpulkan dulu pengetahuan-pengetahuan mnajemen yang telah disusun sampai hari kemarin oleh para ahli ilmu tersebut dan merentang terus kebelakang sampai zaman yang dapat dicapai oleh pengetahuan sejarah.
Cara praktis, cepat, kompatibel, kredibel, aksesibel, dan lain-lain bel positif lainnya, untuk berilmu ialah dengan sekolah formal, dari SD hingga S3. Beruntunglah kawan-kawan yang bisa meraih gelar sarjana. Gelar magister dan seterusnya. Memang sekalipun gelar sudah s3 tapi koq masih terasa haus juga terhadap ilmu. Itu karena ilmu yang ada pada dirinya sebenarnya barus sedikit dari khazanah ilmu yang pernah disusun manusia, sedang disusun, dan apalagi jika dibanding dengan ilmu di masa depan sampai haru kiamat nanti.

Lalu, apa kaitan antara Ilmu dengan Pengetahuan?
1. Pengetahuan adalah bahan dasar awal untuk ilmu.
2. Pertambahan ilmu adalah pertambahan pengetahuan manusia.
3. Pengetahuan yang telah disistematiskan, dikaji secara ilmiah akan jadi ilmu.

Sedangkan secara terminologi definisi pengetahuan ada beberapa definisi.
1. Pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai matafisik maupun fisik, pengetahuan merupakan informasi yang berupa common sense, tanpa memiliki metode, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini landasan pengetahuan kurang kuat cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulan ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji lebih dahulu. Pencarian pengetahuan lebih cendrung trial and error dan berdasarkan pengalaman belaka
2. Dalam penulisan karangan ilmiah atau penulisan lainnya harus dibedakan antara ilmu dengan pengetahuan, agar kekaburan makna dari kata tersebut tidak terjadi.
3. Penggabungan kata ilmu dengan pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan berkonotasi ganda, sehingga dalam penulisannya cukup dipakai salah satu kata sesuai dengan maknanya.
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.
1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180ยบ. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
5. Dapat dipertanggungjawabkan.

Ilmu bersifat sistematis, namun di samping diperlukan uraian yang sistematik, juga dapat dikontrol dengan sejumlah fakta sehingga dapat dilakukan pengorganisasian dan pengklarifikasian berdasarkan prinsip-prinsip atau dalil-dalil yang berlaku.
Ilmu digandeng oleh aktivitas Penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah bertujuan untuk mendapatkan prinsip-prinsip yang mendasar dan berlaku umum tentang suatu hal.
Dengan menunjukkan hubungan logis dari proposisi yang satu dengan lainnya, ilmu pengetahuan tampil mengatasi konflik. Kebenaran dalam ilmu pengetahuan selalu diusik oleh pengujian kritis. Kebenaran dalam ilmu pengetahuan selalu dihadapkan pada pengujian melalui observasi maupun eksperimen dan sewaktu-waktu dapat diperbaharui atau diganti. Ilmu pengetahuan merupakan konsep-konsep yang tajam yang harus dapat diverifikasi secara empirik. Ilmu pengetahuan berdasar pada metode ilmiah. Dalam ilmu pengetahuan alam (sains), metoda yang dipergunakan adalah metoda pengamatan, eksperimen, generalisasi, dan verifikasi. Ilmu pengetahuan adalah kerangka konseptual atau teori yang saling berkaitan yang memberi tempat pengkajian dan pengujian secara kritis dengan metode ilmiah oleh ahli-ahli lain dalam bidang yang sama, dengan demikian bersifat sistematik, objektif, dan universal.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/pengetahuan

Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:

Pendidikan

Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.

Media

Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah.

Keterpaparan informasi

Pengertian informasi menurut Oxfoord English Dictionary, adalah “that of which one is apprised or told: intelligence, news”. Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui. Namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU teknologi informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Sedangkan informasi sendiri mencakup data, teks, image, suara, kode, program komputer, databases.
Adanya perbedaan definisi informasi dikarenakan pada hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan (intangible), sedangkan informasi itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan observasi terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/pengetahuan

Berdasarkan penjelasan di atas, selain perbedaan antara ilmu sosial dasar dengan ilmu pengetahuan dasar kita juga bisa membedakan pengertian ilmu dan pengetahuan. Selain perbedaan di atas, adapun persamaan antara keduanya adalah :
• Kedua-duanya merupakan bahan studi untuk kepentingan program pendidikan atau pengajaran.
• Keduanya bukan disiplin ilmu yang berdiri sendiri.
• Keduanya mempunyai materi yang terdiri dari kenyataan sosial dan masalah sosial.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada perbedaan prinsip antara ilmu dengan pengetahuan. Ilmu merupakan kumpulan dari berbagai pengetahuan, dan kumpulan pengetahuan dapat dikatakan ilmu setelah memenuhi syarat-syarat objek material dan objek formal.
2. Ilmu bersifat sistematis, objektif dan diperoleh dengan metode tertentu seperti observasi, eksperimen, dan klasifikasi. Analisisnya bersifat objektif dengan menyampingkan unsur pribadi, mengedepankan pemikiran logika, netral (tidak dipengaruhi oleh kedirian atau subjektif).

Semoga pembahasan mengenai ilmu ini dapat bermanfaat dan berguna bagi anda. Terima kasih..

Sumber populer ilmiah blog ini adalah :
http://id.wikipedia.org/wiki/pengetahuan
http://id.wikipedia.org/wiki/ilmu
http://dicky1992.blogdetik.com/2010/10/20/ilmu-sosial-dasar/
http://ppcindonesia.org/2009/11/03/apa-beda-ilmu-dengan-pengetahuan/
http://myechooff.wordpress.com/2010/07/22/perbedaan-ilmu-denganpengetahuan/


Nama : Fitri Puspitasari
Kelas : 1KA21
NPM : 19110769
Angkatan : 2010 Sistem Informasi, Gunadarma

We know nothing atau We know all-things ?







“We know nothing” yang jika kita terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya ”kita tidak tahu apa-apa”.
“We know all-things” yang jika kita terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artunya adalah kita tahu segalanya.

Segalanya dimulai dari nol. Semua aktifitas yang kita lakukan dimulai dari ketidaktahuan, tidak tahu apa maksudnya, tidak tahu apa hasilnya, tidak tahu apa gunanya, dan lain-lain. dari ketidaktahuan tersebut maka akan muncul suatu rasa ingin tahu. Dari situ, muncullah suatu proses yang disebut pembelajaran. Setelah kita belajar, maka kita akan mengetahui bagaimana caranya, bagaimana metodenya, bagaimana melakukannya, dan lain-lain.
Dari mulai kita terlahir ke dunia ini, sebenarnya kita sudah mulai belajar hanya saja kita tidak menyadarinya, karena yang kita pelajari sudah begitu banyak. Ketika kita lahir ke dunia, kita belajar untuk beradaptasi dengan lingkungan yang ada, padahal kondisi di dalam rahim dan di luar perut ibu sangat jauh berbeda. Dalam waktu setahun atau dua tahun berikutnya, kita lewati dengan belajar mengenali wajah kedua orang tua dan keluarga. Lalu, disusul dengan belajar merangkak, berjalan, berbicara, tata cara makan dan lain-lain.
Saat berumur lima atau enam tahun, kita mulai mengenal dunia pendidikan non formal seperti playgroup atau taman kanak-kanak (yang lebih dikenal dengan sebutan TK). Setelah itu, pendidikan formal yaitu SD, SMP, SMA dan pendidikan kita terus meningkat sejalan ilmu dan pengetahuan yang kita peroleh selama proses tersebut. Selain pendidikan utama tadi, mungkin kita akan menambah ilmu selain di sekolah seperti di tempat les ataupun tempat kursus yang memiliki beraneka jenis dan macamnya. Di tempat yang berbeda-beda kita juga harus belajar bersosialisasi antar teman, baik sekelas atau beda kelas, satu sekolah atau beda sekolah.
Semakin bertambahnya umur, semakin banyak pula yang telah kita lewati dari masa kanak-kanak ke masa remaja lalu ke masa dewasa. Di setiap pertambahan umur, selain kita memperoleh ilmu dan pengetahuan, kita juga mendapatkan banyak pengalaman dan ketika umur tertentu dimana anda dikatakan telah dewasa atau cukup umur untuk memilih mana yang baik dan mana yang salah dengan memikirkan dampak atau resiko yang telah diambil.
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Ilmu adalah cahaya”. Seperti yang kita ketahui, bahwa cahaya adalah penerang dalam kegelapan. Begitu juga dengan keadaan kita yang masih belum tahu apa-apa. Jika diibaratkan, saat kita mulai mempelajari sesuatu yang sama sekali kita tidak bisa atau tahu sebelumnya, kita bagaikan berdiri di dalam sebuah terowongan panjang yang gelap gulita. Di saat kita belajar, maka terlihat ada seberkas cahaya tampak dari ujung terowongan yang menandakan bahwa itu adalah jalan keluar terowongan tersebut. Namun, seberkas cahaya saja tak cukup untuk membantu kita keluar dari terowongan yang gelap gulita itu. Kita membutuhkan sebuah petunjuk arah atau petunjuk jalan yang mengarah ke ujung terowongan tersebut. Maka dari itu, saya menyebut bahwa ilmu adalah cahaya sekaligus penunjuk arah bagi kita semua.
Nah, dari pernyataan “we know nothing” dan “we know all-things” mana yang sekiranya cocok dengan diri anda? Pernyataan yang pertama atau pernyataan kedua? Secara pribadi saya lebih memilih pernyataan yang pertama, karena awalnya kita tidak mengetahui apapun tapi lama-kelamaan kita mencoba untuk mencari tahu tentang hal yang tidak kita ketahui sebelumnya. Dan jika saya memilih pernyataan kedua, akan ada pertentangan mengenai alasan saya sebelumnya, sebab jika semua orang sudah mengetahui segala hal lalu untuk apa ada sekolah dan guru? Bukan begitu?
Selain itu, alasan lain saya lebih memilih ‘we know nothing’ dibandingkan ‘we know all-things’ adalah ketidaktahuan kita yang mendorong kita untuk mencari hal-hal baru yang ingin kita ketahui dengan berbagai cara yang kita lakukan dan menemukan hal baru dan ilmu pengetahuan baru. Ada hal yang boleh (bisa) kita ketahui dan ada juga hal yang tidak boleh kita ketahui, seperti halnya soal kematian dan kiamat. Kapan anda akan meninggal, dimana dan bagaimana? Dan kapan kiamat itu akan datang? Kita tidak ada yang mengetahui kapan dan bagaimana pastinya itu akan terjadi, hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Jadi, setiap orang memiliki pendapat atau pemikiran masing-masing mengenai apa yang ia ketahui dan tidak ia ketahui.
Untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan baru, salah satu caranya yakni ‘belajar dan banyak membaca’. Dengan membaca kita memperoleh sesuatu dalam bentuk teori atau tulisan, dan dengan belajar kita dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang tidak tertulis di buku serta kita juga bisa membuat penemuan baru mengenai apa yang kita ingin cari tahu. Tak perlu takut jika salah dan gagal, seperti kata pepatah yang mengatakan “ kegagalan adalah awal dari kesuksesan (keberhasilan)”. Berikut beberapa manfaat dari membaca yang dijelaskan oleh DR. Aidh bin Abdullah al-Qarni, MA, sumber : ”Don’t be Sad” :
Ketika sibuk membaca, seseorang terhalang masuk ke dalam kebodohan,
1. Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja,
2. Dengan sering membaca, seseorang bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata,
3. Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir,
4. Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan mengingkatkan memori dalam pemahaman,
5. Dengan sering membaca seseorang dapat mengambil manfaat dari pengalaman orang lain, seperti mencontoh kearifan orang bijaksana dan kecerdasan para sarjana,
6. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengembangkan kemampuannya, baik untuk mendapat dan memproses ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya di dalam hidup,
7. Keyakinan seseorang akan bertambah ketika dia membaca buku-buku yang bermanfaat, terutama buku-buku yang ditulis oleh penuli-penulis muslim yang saleh. buku itu adalah penyampai ceramah terbaik dan ia mempunyai pengaruh kuat untuk menuntun seseorang menuju kebaikan dan menjauhkannya dari kejahatan,
8. Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya gara tidak sia-sia, dengan sering membaca, seseorang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai model kalimat,
9. Lebih lanjut lagi, ia bisa meningkatkan kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis di antara baris demi baris (memahami apa yang tersirat).

Banyak orang yang sukses berawal dari keadaan keras yang dia lalui. Kita semua punya waktu. Setiap hari kita memiliki jumlah waktu yang sama dengan Bill Gates, Einstein, Donald Trump dll. Jadi jangan menyerah dalam meraih impian kita.Pendiri Kyocera Group, seorang filantropis, dan pengarang buku A Passion for Succes, Kazuo Inamori, mengatakan dalam bukunya: Your own experiences and those of others that you acquire through reading can provide a spiritual framework to succeed in life. Ternyata, selain pengalaman hidup kita, buku merupakan faktor sangat penting lain dalam membawa keberhasilan dalam hidup.
“The more I read, the more I meditate; and the more I acquire, the more I am enabled to affirm that I know nothing”. “Semakin banyak saya membaca, semakin banyak saya bermeditasi; dan semakin banyak yang saya dapatkan, semakin menegaskan bahwa saya tidak tahu apa-apa”
If you do not learn, you do not change, If you do not change, you die .
Dengan demikian manusia itu bisa berubah dari bodoh menjadi pandai, darilambat menjadi cerdik ternyata dari belajar. Hanya perlu kita sadari bahwaperubahan itu bisa terjadi dipengaruhi pula oleh Mental Models yang ada padadirinya masing-masing, sehingga pengetahuannya ada yang sudah lebih dulu memperoleh, ada yang belakangan dan mungkin juga ada yang tidak mau mencari tahu, sehingga seolah-olah terbelakang. Yang pada akhirnya tidak berani mengemukakan ide atau gagasan, walaupun dalam dirinya mempunyai
setumpuk pengalaman, yang mungkin orang lain tidak mempunyai pengalaman
itu.
Karena mental models sangat berbeda maka harus ada upaya menyamakan persepsi sehingga bisa berubah menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, sudah barang tentu harus ada kemampuan merefleksikan apa yang dipikirkan oleh orang lain juga harus mampu mengasumsikan apa yang dipikirkan orang lain. Disinilah mental models akan berubah manakala ada keseimbangan antara inqueri dengan advocasi. Bila tidak maka ide atau gagasan
itu tidak akan tertuang dan tidak akan bisa dimunculkan, apalagi bila dalam sebuah komunitas terdapat kebiasaan memperolok-olokan orang lain, sudah dipastikan ide atau gagasan itu akan tertimbun dalam-dalam di otak seseorang.
Ide atau gagasan yang dimunculkan ke permukaan akan bisa diperbaiki dan dilengkapi oleh orang lain, sehingga dikemudian hari bisa diaplikasikan dan diimplementasikan dengan baik. Sesungguhnya Allah maha besar dan maha murah telah membentuk otak manusia dalam dua bagian, yaitu otak kiri dan otak kanan, kedua otak ini harus sama sama terlatih secara seimbang supaya mampu mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya, dan mampu mengungkapkan.
Lalu, apakah dengan banyak membaca buku dan belajar kita akan menjadi orang pintar dan sukses? Mungkin hasilnya anda akan menjadi orang pintar, namun anda tidak sukses. Segala kemungkinan seperti itu bisa saja terjadi pada siapa pun dan kapan pun, misalnya anda termasuk orang terpandai di kelas bahkan di sekolah, tapi ketika anda mengikuti ujian masuk perguruan tinggi negeri anda malah gagal. Teman anda yang terlihat biasa saja, bahkan termasuk anak yang pemalas di kelas malah dia berhasil masuk perguruan tinggi negeri hanya dengan sekali mengikuti ujian masuk. Kenapa bisa terjadi seperti itu?
Dapat disimpulkan bahwa jika anda termasuk orang-orang pintar dan cerdas bukanlah suatu jaminan anda akan menjadi orang yang sukses. Segala sesuatu yang kita lakukan dan ingin kita capai harus diiringi dengan usaha dan doa terus-menerus. Tapi, bukan berarti anda tidak boleh menjadi orang pintar dan cerdas lho..

“ Sukses datang bukan dari apa yang kita ketahui, melainkan dari siapa yang kita kenal dan bagaimana kita membawa diri terhadap masing-masing orang tersebut.” (Lee Iacocca, CEO Mobil Eropa Chrysler).

“ Dekatkan dirimu dengan tuhanmu ,berdoalah ,memintalah namun tanpa meninggalkan hakekat dari usaha yang kau lakukan “. Mario Teguh.

Cara meningkatkan minat baca :
Yaitu dengan cara membangun motivasi membaca (motivation to read) terlebih dahulu. Motivasi internal atau motivasi yang berasal dari dalam diri kita sendiri lebih utama. Kita juga bisa membaca riwayat hidup biografi tokoh-tokoh nasional dan internasional untuk memotivasi diri kita. Coba simak aktivitas intelektual yang mereka lakukan. Hampir semua tokoh menyukai aktivitas membaca dan seakan-akan tak bisa hidup tanpa membaca.
Setelah kita benar-benar termotivasi, maka kita perlu membuat target membaca. Buku apa yang harus dibaca hari ini? Berapa buku yang harus dibaca dalam rentang waktu seminggu? Target membaca yang kita buat dengan sendirinya akan memantapkan motivasi kita. Dengan menetapkan target membaca, maka kita berusaha membentuk kebiasaan membaca. Harus ada komitmen kuat dalam diri kita untuk mematuhi target membaca yang telah kita canangkan. Kita juga bisa menyuruh orang tua kita untuk mengontrol aktivitas membaca kita.
Membaca adalah perilaku positif. Perilaku yang harus diawali dengan pembiasaan sebelum akhirnya mendarah daging dalam keseharian kita. Ketika aktivitas membaca sudah menjadi kebiasaan, maka aktivitas membaca pun terus kita lakukan tanpa harus dipaksa dan diminta oleh guru atau tuntutan ujian sekolah.
Membaca tidak harus berupa buku. Banyak bahan bacaan yang bisa kita baca, misalnya surat kabar, internet pun juga bisa menjadi sumber bacaan.
Membaca dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang berguna bagi kehidupan kita semua. Seperti fisik yang perlu diberi makanan, demikian juga dengan otak kita. Membaca merupakan makanan terbaik bagi otak kita.
Ada ungkapan, jika kita bertemu dengan seorang teman yang berpisah lama, biasanya perubahan yang terjadi terhadap orang tersebut disebabkan oleh 3 faktor. Pertama, pengalaman hidup yang dilaluinya; kedua, lingkungan sekitarnya; dan terakhir, buku-buku yang dibacanya.
Melalui buku kita dapat menambah pengetahuan tentang suatu bidang ilmu. Melalui buku kita bisa menjelajahi dunia, termasuk tempat-tempat yang belum pernah kita kunjungi. Melalui buku kita bahkan bisa ‘mengenal’ orang-orang ternama, walaupun kita mungkin belum pernah berjumpa sebelumnya, dan belajar dari pengalaman hidup mereka. Melalui buku kita juga bisa mengetahui banyak hal yang sebelumnya menjadi ‘rahasia’. Dan melalui buku kita bisa lebih mengerti hidup ini.
Selain manfaat-manfaat di atas, pembicara ternama, Jim Rohn, bahkan mengatakan bahwa kita dapat menjadi pakar dalam suatu bidang jika kita hanya mau menginvestasikan waktu 1 jam setiap hari selama 5 tahun untuk mempelajari buku-buku mengenai bidang tersebut. Mari kita berhitung sejenak. Setahun 360 hari kerja dikali5 tahun sama dengan 1.800 jam. Siapa pun yang belajar suatu bidang ilmu selama 1.800 jam tentunya sudah pasti menguasainya secara mendalam.
Membaca juga menaikkan kualitas hidup kita ke tingkat lebih tinggi. Membaca menyebabkan terjadinya perubahan cara berpikir, yang tentunya diikuti dengan perubahan kualitas hidup, baik segi fisik, keuangan, karir, mental, sosial, dan bahkan spiritual.
Kita dapat memulai kebiasaan membaca dengan cara membuat komitmen untuk membaca sebuah buku setiap minggu. Dalam setahun ada 52 buku, berarti telah terjadi kemajuan sebesar 52 buku dalam hidup. Bayangkan perubahan positif yang terjadi terhadap hidup kita dengan penambahan pengetahuan dan wawasan 52 buku.

Ada seorang pilsuf dan negarawan Romawi, Cicero, menuliskan 6 kesalahan manusia yang gagal mendapatkan keberhasilan ,catatan ini di tulis 2000 tahun yang lalu.
1. Mengira sebuah kesuksesan pribadi bisa di peroleh dengan cara menghancurkan orang lain.
2. Mengkuatirkan hal – hal yang sesungguhnya tidak dapat di rubah atau di perbaiki lagi.
3. Karena kita tidak dapat menyelesaikannya maka meyakin – yakinkan diri sendiri bahwa pekerjaan itu memang tidak mungkin bisa di tuntaskan.
4. Berkonsentrasi pada hal – hal kecil dan menolak untuk menyingkirkannya.
5. Mengabaikan kemampuan otak dalam menyelasaikan masalah dan tidak mengembangkan sikap rajin membaca.
6. Mendesak orang lain untuk hidup dan berfikir seperti yang kita kehendaki.
7. Menyangkal diri bahwa mereka memilik bakat. Dengan demikian mereke tidak perlu memberikan kontribusi apa – apa.
8. Menunda – nunda. Mereka berfikir akan mengembangkannya nanti, besok atau entah kapan.
9. Rasa takut. Mereka takut gagal dan memutuskan untuk “cari aman” daripada harus mengembangkan bakatnya.
10. Tidak mau bertanggung jawab. Mereka selalu berdalih bahwa orang lain atau keadaanlah yang salah.

“Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha saadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia”.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/ilmu

Secara sadar maupun tidak sadar, kita haus akan ilmu dan pengetahuan. Kita membutuhkan ilmu dan pengetahuan itu untuk bisa melakukan sesuatu. Kita bersekolah pun untuk mendapatkan ilmu, bukan hanya sekedar untuk mendapatkan nilai belaka. Di sekolah, misalkan saat guru bertanya kita pun harus punya ilmu dasar untuk menjawab pertanyaan itu. Walaupun sekolah adalah tempat belajar dan dalam proses pembelajaran keselahan itu wajar, tapi bukan berarti kita bisa enjawab dengan bebas tanpa tahu ilmu dasarnya. Setelah murid menjawab dan bila jawaban tersebut salah, maka tugas guru adalah mengoreksi. Jika jawaban sudah benar tapi masih kurang lengkap, maka tugas guru pula untuk melengkapi. Proses belajar mengajar di dalam kelas tidak hanya bersumber dari guru. Bisa saja sesame teman saling mengajari. Jadi, ilmu bisa didapat oleh siapa saja.
Sampai saat ini mungkin masih banyak yang bermalas-malasan saat sekolah maupun kuliah. Terkadang saya juga berfikir seperti itu, berpikir bahwa sekolah dan kuliah yang selama ini saya jalani hanya sebagai formalitas saja. Karena setelah sekolah dan kuliah, kita dituntut untuk bisa unjuk gigi di dunia kerja. Sedangkan sekarang ini kita semakin sering mendengar kisah sukses seseorang yang tingkat pendidikannya tidak tinggi, atau mungkin tidak lebih tinggi dari kita. Tapi, ada satu atau mungkin banyak hal yang mereka da kadang saya juga,lupa. Mereka yang sukses mempunyai skill yang kuat. Mungkin skill mereka memang bukan di bidang akademis, tetapi di bidang lain sehingga luput dari pengamatan kita. Mereka juga biasanya mempunyai niat dan usaha yang gigih meski mereka mengalami banyak tantangan dan hambatan. Sehingga perpaduan dari ilmu atau skill dan usah akan menciptakan suatu kesuksesan.
Selain ilmu dan pengetahuan, kita memperoleh pengalaman. Saat kita sukses, kita terus belajar agar dapat mempertahankan kesuksesan. Disaat kita gagal, itu artinya kita harus belajar dan berusaha lebih keras lagi untuk bisa mencukupi kebutuhan.
Sumber : http://kuliah.ownedbyicha.com/2010/10/weknownothing/

Mungkin kita pernah mendengar pepatah yang berbunyi “manusia tidak pernah puas”, saya menangkap pepatah ini dalam dua pengertian yakni negatif dan positif. Negatif karena terkadang dalam kehidupan ekonomi manusia tidak pernah puas akan apa yang telah dimilikinya dan terus mencoba melebihi apa yang sudah jadi batas kemampuannya, sehingga sehingga hidupnya bersifat konsumtif bukan produktif. Positif karena manusia tak pernah puas akan ilmu, pengetahuan, informasi, dsb yang dimilikinya sehingga manusia akan terus dan terus belajar dalam hidupnya. Inilah maksud dari “We Know Nothing” sebagai manusia terus belajar dan menggali ilmu adalah hak tiap individu.
Dalam menggali ilmu (pendidikan) biasanya kita langsung berfikir tentang sekolah padahal menggali ilmu itu sendiri dibagi menjadi 2 macam, formal dan non formal.
• Pendidikan formal: merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.
• Pendidikan nonformal: paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran,yang banyak terdapat di setiap mesjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di semua gereja.Selain itu, ada juga berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya. Program – program PNF yaitu Keaksaraan fungsional (KF); Pendidikan Kesetaraan A, B, C; Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD); Magang; dan sebagainya Lembaga PNF yaitu PKBM, SKB, BPPNFI, dan lain sebagainya.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan

Dalam dunia yang terus berkembang, tentu kita dituntut untuk terus belajar dan menggali informasi. Banyak cara yang bisa kita lakukan dalam menggali informasi baik itu membaca, bergaul, bermain, dsb kita bisa mendapatkan informasi bahkan belajar suatu hal. Kita harus membuka wawasan kita ke lingkungan sekitar, kita harus membuka mata dan telinga akan apa yang ada di sekitar kita karena apa yang kita dapatkan di sekolah maupun perkuliahan tidak akan bermakna jika kita tidak mengaplikasikannya di masyarakat. Di era globalisasi ini setiap individu memang dituntut lebih kreatif, kekreatifitasan ini tentu bisa didapatkan dari masyarakat. Orang yang menutup mata-telinganya akan apa yang ada dan terjadi di masyarakat tidak akan pernah berkembang. Menutup mata-telinga maksudnya adalah tidak mau mencari akan informasi dari lingkungan sekitar, baik itu dalam dunia nyata maupun dunia maya.
Belajar tentu harus memiliki motivasi tertentu, mengapa demikian? Ini dikarenakan belajar haruslah berdasarkan niat dari diri individu itu sendiri. Dengan adanya niat yang kuat akan muncul suatu motivasi yang membuat belajar menjadi semakin mengasyikan. Belajar yang monoton akan menimbulkan suatu kejenuhan. Inilah yang sedang marak terjadi di pendidikan Indonesia. Begitu banyak tuntutan kepada murid baik itu tugas maupun materi pada kurikulum yang padat dan berubah-ubah.
Kita telah membahas apa maksud dari “We know nothing” , belajar adalah kata kata kuncinya. Lalu bagaimana dengan “we know all-things” mengapa mengetahui segala hal tidak jauh lebih baik daripada mempelajari berbagai hal? Mengetahui berbagai hal memang didambakan setiap orang, karena ini terkesan menggambarkan orang yang cerdas, pandai, berwawasan luas, dsb. Namun tahukan kalian akan dampak yang negatif dari “we know all-things” ini? Kadang orang yang sudah mengetahui segala hal akan menjadi sombong dan malas, karena dia merasa dirinya telah mencapai titik puncak dari suatu pengetahuan. Ini juga bisa berdampak ke hubungan sosial, orang di sekitarnya tidak akan memiliki interesting dalam berbicara dengan dirinya. Ini hanya sebagai contoh mengapa “we know all-things” tidak lebih baik dari “We know nothing” karena menurut saya ini hanyalah perbedaan paham dan cara kita memandang bagaimana kita menghadapi ilmu pengetahuan dan informasi di sekitar kita. Mudah saja, orang yang berfikiran “We know nothing” akan terus berkembang dibandingkan dengan orang yang berfikiran “we know all-things”.

“Jika kau hanya melakukan apa yang kau tahu bisa kau kerjakan, kau tidak akan bisa berbuat lebih.” Tom Krause (1934), motivator, guru, dan pelatih”.
Kalimat emas ini jelas menggambarkan jika kita hanya melakukan apa yang kita bisa dan ketahui itu hanyalah akan menjadi sia-sia, karena kita tidak akan mendapatkan hal yang berguna untuk masa depan kita. Mencoba hal baru adalah hal yang dianjurkan dalam quotes ini, karena dengan bereksperimen akan hal yang belom pernah kita lakukan akan memberikan pengetahuan baru yang tentunya akan berguna untuk masa depan kita. Kita tahu pengalaman adalah guru yang paling baik, maka dari itu dengan kita mencoba berbagai hal kita akan mendapatkan pengalaman-pengalaman yang membuat kita menjadi semakin matang.

“ Untuk menjatuhkan orang, anda harus jatuh bersama mereka. Sebaliknya, ketika anda mengangkat orang, anda pun ikut terangkat.”
Sumber : http://alxsandy.wordpress.com/2010/10/07/we-know-nothing-is-better-than-we-know-allthing/

Semoga populer ilmiah ini dapat membantu anda. Terima kasih.

Nama : Fitri Puspitasari
NPM : 19110769
Kelas : 1KA21
Angkatan : 2010
Sistem Informasi, Gunadarma

Minggu, 17 Oktober 2010

padi dan beras


Nama : Fitri Puspitasari
NPM/ Kelas : 19110769/ 1 KA 21
Angkatan 2010

            Kali ini, saya akan membahas mengenai salah satu tanaman yang cukup terkenal dan hampir semua orang di dunia pernah memakannya.
Kalian semua pasti tahu padi kan?
            Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Hasil dari pengolahan padi dinamakan beras. Padi pada saat ini tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di hampir semua bagian dunia yang memiliki cukup air dan suhu udara cukup hangat. Padi menyukai tanah yang lembab dan becek. Sejumlah ahli menduga, padi merupakan hasil evolusi dari tanaman moyang yang hidup di rawa.

Ciri umum padi :
            Padi termasuk dalam suku padi-padian atau Poaceae (sinonim: Graminae atau Glumiflorae). Terna semusim, berakar serabut; batang sangat pendek, struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang; daun sempurna dengan pelepah tegak, daun berbentuk lanset, warna hijau muda hingga hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang; bunga tersusun majemuk, tipe malai bercabang, satuan bunga disebut floret, yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula; buah tipe bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya, bentuk hampir bulat hingga lonjong, ukuran 3 mm hingga 15 mm, tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam, struktur dominan adalah endospermium yang dimakan orang.

Penyebaran dan adaptasi padi :
            Asal-usul padi budidaya diperkirakan berasal dari daerah lembah Sungai Gangga dan Sungai Brahmaputra dan dari lembah Sungai Yangtse. Di Afrika, padi Oryza glaberrima ditanam di daerah Afrika barat tropika.
Padi pada saat ini tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di hampir semua bagian dunia yang memiliki cukup air dan suhu udara cukup hangat. Padi menyukai tanah yang lembab dan becek. Sejumlah ahli menduga, padi merupakan hasil evolusi dari tanaman moyang yang hidup di rawa. Pendapat ini berdasar pada adanya tipe padi yang hidup di rawa-rawa (dapat ditemukan di sejumlah tempat di Pulau Kalimantan), kebutuhan padi yang tinggi akan air pada sebagian tahap kehidupannya, dan adanya pembuluh khusus di bagian akar padi yang berfungsi mengalirkan udara (oksigen) ke bagian akar.

Reproduksi padi, yakni :
            Setiap bunga padi memiliki enam kepala sari (anther) dan kepala putik (stigma) bercabang dua berbentuk sikat botol. Kedua organ seksual ini umumnya siap reproduksi dalam waktu yang bersamaan. Kepala sari kadang-kadang keluar dari palea dan lemma jika telah masak.
            Dari segi reproduksi, padi merupakan tanaman berpenyerbukan sendiri, karena 95% atau lebih serbuk sari membuahi sel telur tanaman yang sama.
Setelah pembuahan terjadi, zigot dan inti polar yang telah dibuahi segera membelah diri. Zigot berkembang membentuk embrio dan inti polar menjadi endospermia. Pada akhir perkembangan, sebagian besar bulir padi mengadung pati di bagian endospermia. Bagi tanaman muda, pati berfungsi sebagai cadangan makanan. Bagi manusia, pati dimanfaatkan sebagai sumber gizi.

Genetika dan perbaikan varietas padi:
            Satu set genom padi terdiri dari 12 kromosom. Karena padi adalah tanaman diploid, maka setiap sel padi memiliki 12 pasang kromosom (kecuali sel seksual).
Padi merupakan organisme model dalam kajian genetika tumbuhan karena dua alasan: kepentingannya bagi umat manusia dan ukuran kromosom yang relatif kecil, yaitu 1.6~2.3 × 108 pasangan basa (base pairs, bp) (Sumber: situs Gramene.org). Sebagai tanaman model, genom padi telah disekuensing, seperti juga genom manusia. Hasil sekuensing genom padi dapat dilihat di situs NCBI.
            Pemuliaan padi telah berlangsung sejak manusia membudidayakan padi. Dari hasil tindakan ini orang mengenal berbagai macam ras lokal padi, seperti rajalele dari Klaten atau cianjur pandanwangi dari Cianjur. Orang juga berhasil mengembangkan padi lahan kering (padi gogo) yang tidak memerlukan penggenangan atau padi rawa, yang mampu beradaptasi terhadap kedalaman air rawa yang berubah-ubah. Di negara lain dikembangkan pula berbagai tipe padi (lihat bagian Keanekaragaman padi).
            Namun demikian, pemuliaan padi secara sistematis baru dilakukan sejak didirikannya IRRI di Filipina. Sejak saat itu, berbagai macam tipe padi dengan kualitas berbeda-beda berhasil dikembangkan secara terencana untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia.
            Pada tahun 1960-an pemuliaan padi diarahkan sepenuhnya pada peningkatan hasil. Hasilnya adalah padi 'IR5' dan 'IR8' (di Indonesia diadaptasi menjadi 'PB5' dan 'PB8'). Walaupun hasilnya tinggi tetapi banyak petani menolak karena rasanya tidak enak (pera). Selain itu, terjadi wabah hama wereng coklat pada tahun 1970-an. Puluhan ribu persilangan kemudian dilanjutkan untuk menghasilkan kultivar dengan potensi hasil tinggi dan tahan terhadap berbagai hama dan penyakit padi. Pada tahun 1984 Indonesia pernah meraih penghargaan dari PBB (FAO) karena berhasil meningkatkan produksi padi hingga dalam waktu 20 tahun dapat berubah dari pengimpor padi terbesar dunia menjadi negara swasembada beras. Prestasi ini, sayangnya, tidak dapat dilanjutkan. Saat ini Indonesia kembali menjadi pengimpor padi terbesar di dunia.
            Hadirnya bioteknologi dan rekayasa genetika pada tahun 1980-an memungkinkan perbaikan kualitas nasi. Sejumlah tim peneliti di Swiss mengembangkan padi transgenik yang mampu memproduksi toksin bagi hama pemakan bulir padi dengan harapan menurunkan penggunaan pestisida. IRRI, bekerja sama dengan beberapa lembaga lain, merakit "padi emas" (golden rice) yang dapat menghasilkan pro-vitamin A pada berasnya, yang diarahkan bagi pengentasan defisiensi vitamin A di berbagai negara berkembang. Suatu tim peneliti dari Jepang juga mengembangkan padi yang menghasilkan toksin bagi bakteri kolera. Diharapkan beras yang dihasilkan padi ini dapat menjadi alternatif imunisasi kolera, terutama di negara-negara berkembang.
            Sejak penghujung abad ke-20 dikembangkan padi hibrida, yang memiliki potensi hasil lebih tinggi. Karena biaya pembuatannya tinggi, kultivar jenis ini dijual dengan harga lebih mahal daripada kultivar padi yang dirakit dengan metode lain.
            Selain perbaikan potensi hasil, sasaran pemuliaan padi mencakup pula tanaman yang lebih tahan terhadap berbagai organisme pengganggu tanaman (OPT) dan tekanan (stres) abiotik (seperti kekeringan, salinitas, dan tanah masam). Pemuliaan yang diarahkan pada peningkatan kualitas nasi juga dilakukan, misalnya dengan perakitan kultivar mengandung karoten (provitamin A).

Keanekaragaman genetik :
            Hingga sekarang ada dua spesies padi yang dibudidayakan manusia secara massal: Oryza sativa yang berasal dari Asia dan O. glaberrima yang berasal dari Afrika Barat.
            Pada awal mulanya O. sativa dianggap terdiri dari dua subspesies, indica dan japonica (sinonim sinica). Padi japonica umumnya berumur panjang, postur tinggi namun mudah rebah, lemmanya memiliki "ekor" atau "bulu" (Ing. awn), bijinya cenderung membulat, dan nasinya lengket. Padi indica, sebaliknya, berumur lebih pendek, postur lebih kecil, lemmanya tidak ber-"bulu" atau hanya pendek saja, dan bulir cenderung oval sampai lonjong. Walaupun kedua anggota subspesies ini dapat saling membuahi, persentase keberhasilannya tidak tinggi. Contoh terkenal dari hasil persilangan ini adalah kultivar 'IR8', yang merupakan hasil seleksi dari persilangan japonica (kultivar 'Deegeowoogen' dari Formosa) dengan indica (kultivar 'Peta' dari Indonesia). Selain kedua varietas ini, dikenal varietas minor javanica yang memiliki sifat antara dari kedua tipe utama di atas. Varietas javanica hanya ditemukan di Pulau Jawa.
            Kajian dengan bantuan teknik biologi molekular sekarang menunjukkan bahwa selain dua subspesies O. sativa yang utama, indica dan japonica, terdapat pula subspesies minor tetapi bersifat adaptif tempatan, seperti aus (padi gogo dari Bangladesh), royada (padi pasang-surut/rawa dari Bangladesh), ashina (padi pasang-surut dari India), dan aromatic (padi wangi dari Asia Selatan dan Iran, termasuk padi basmati yang terkenal). Pengelompokan ini dilakukan menggunakan penanda RFLP dibantu dengan isozim. Kajian menggunakan penanda genetik SSR terhadap genom inti sel dan dua lokus pada genom kloroplas menunjukkan bahwa pembedaan indica dan japonica adalah mantap, tetapi japonica ternyata terbagi menjadi tiga kelompok khas: temperate japonica ("japonica daerah sejuk" dari Cina, Korea, dan Jepang), tropical japonica ("japonica daerah tropika" dari Nusantara), dan aromatic. Subspesies aus merupakan kelompok yang terpisah.
            Berdasarkan bukti-bukti evolusi molekular diperkirakan kelompok besar indica dan japonica terpisah sejak ~440.000 tahun yang lalu dari suatu populasi spesies moyang O. rufipogon. Domestikasi padi terjadi di titik tempat yang berbeda terhadap dua kelompok yang sudah terpisah ini. Berdasarkan bukti arkeologi padi mulai dibudidayakan (didomestikasi) 10.000 hingga 5.000 tahun sebelum masehi.

Keanekaragaman budidaya padi :

1. Padi gogo

Di beberapa daerah tadah hujan orang mengembangkan padi gogo, suatu tipe padi lahan kering yang relatif toleran tanpa penggenangan seperti di sawah. Di Lombok dikembangkan sistem padi gogo rancah, yang memberikan penggenangan dalam selang waktu tertentu sehingga hasil padi meningkat.

2. Padi rawa

Padi rawa atau padi pasang surut tumbuh liar atau dibudidayakan di daerah rawa-rawa. Selain di Kalimantan, padi tipe ini ditemukan di lembah Sungai Gangga. Padi rawa mampu membentuk batang yang panjang sehingga dapat mengikuti perubahan kedalaman air yang ekstrem musiman.

3. Padi pera

Padi pera adalah padi dengan kadar amilosa pada pati lebih dari 20% pada berasnya. Butiran nasinya jika ditanak tidak saling melekat. Lawan dari padi pera adalah padi pulen. Sebagian besar orang Indonesia menyukai nasi jenis ini dan berbagai jenis beras yang dijual di pasar Indonesia tergolong padi pulen. Penggolongan ini terutama dilihat dari konsistensi nasinya.

4. Ketan

Ketan (sticky rice), baik yang putih maupun merah atau hitam, sudah dikenal sejak dulu. Padi ketan memiliki kadar amilosa di bawah 1% pada pati berasnya. Patinya didominasi oleh amilopektin, sehingga jika ditanak sangat lekat.

5. Padi wangi

Padi wangi atau harum (aromatic rice) dikembangkan orang di beberapa tempat di Asia, yang terkenal adalah ras 'Cianjur Pandanwangi' atau lebih terkenal dengan beras pandan wangi, (sekarang telah menjadi kultivar unggul) dan 'rajalele'. Kedua kultivar ini adalah varietas javanica yang berumur panjang.
            Setelah padi dipanen, bulir padi atau gabah dipisahkan dari jerami padi. Pemisahan dilakukan dengan memukulkan seikat padi sehingga gabah terlepas atau dengan bantuan mesin pemisah gabah.
            Gabah yang terlepas lalu dikumpulkan dan dijemur. Pada zaman dulu, gabah tidak dipisahkan lebih dulu dari jerami, dan dijemur bersama dengan merangnya. Penjemuran biasanya memakan waktu tiga sampai tujuh hari, tergantung kecerahan penyinaran matahari. Penggunaan mesin pengering jarang dilakukan. Istilah "Gabah Kering Giling" (GKG) mengacu pada gabah yang telah dikeringkan dan siap untuk digiling. (Lihat pranala luar). Gabah merupakan bentuk penjualan produk padi untuk keperluan ekspor atau perdagangan partai besar.
            Gabah yang telah kering disimpan atau langsung ditumbuk/digiling, sehingga beras terpisah dari sekam (kulit gabah). Beras merupakan bentuk olahan yang dijual pada tingkat konsumen. Hasil sampingan yang diperoleh dari pemisahan ini adalah:
-          sekam (atau merang), yang dapat digunakan sebagai bahan bakar
-          bekatul, yakni serbuk kulit ari beras; digunakan sebagai bahan makanan ternak, dan
-          dedak (dedek), campuran bekatul kasar dengan serpihan sekam yang kecil-kecil; untuk makanan ternak.

            Di luar negeri orang mengenal padi biji panjang (long grain), padi biji pendek (short grain), risotto, padi susu umumnya menggunakan metode silsilah. Salah satu tahap terpenting dalam pemuliaan padi adalah dirilisnya kultivar 'IR5' dan 'IR8', yang merupakan padi pertama yang berumur pendek namun berpotensi hasil tinggi. Ini adalah awal revolusi hijau dalam budidaya padi. Berbagai kultivar padi berikutnya umumnya memiliki 'darah' kedua kultivar perintis tadi. [1]
Nah, bagaimana dengan beras ?
            Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam. Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah ditumbuk dengan lesung atau digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya. Bagian isi inilah, yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan hitam, yang disebut beras.
                Beras dimanfaatkan terutama untuk diolah menjadi nasi, makanan pokok terpenting warga dunia. Beras juga digunakan sebagai bahan pembuat berbagai macam penganan dan kue-kue, utamanya dari ketan, termasuk pula untuk dijadikan tapai. Selain itu, beras merupakan komponen penting bagi jamu beras kencur dan param. Minuman yang populer dari olahan beras adalah arak dan air tajin.
            Dalam bidang industri pangan, beras diolah menjadi tepung beras. Sosohan beras (lapisan aleuron), yang memiliki kandungan gizi tinggi, diolah menjadi tepung bekatul (rice bran). Bagian embrio juga diolah menjadi suplemen makanan dengan sebutan tepung mata beras. Untuk kepentingan diet, beras dijadikan sebagai salah satu sumber pangan bebas gluten dalam bentuk berondong. [2]

Kalian juga tahu tentang nasi kan?
            Siapa sih, yang tidak kenal dengan nasi dan tidak pernah memakannya? Nasi adalah beras (atau kadang-kadang serealia lain) yang telah direbus (dan ditanak). Proses perebusan beras dikenal juga sebagai 'tim'. Penanakan diperlukan untuk membangkitkan aroma nasi dan membuatnya lebih lunak tetapi tetap terjaga konsistensinya. Pembuatan nasi dengan air berlebih dalam proses perebusannya akan menghasilkan bubur.
            Warna nasi yang telah masak (tanak) berbeda-beda tergantung dari jenis beras yang digunakan. Pada umumnya, warna nasi adalah putih bila beras yang digunakan berwarna putih. Beras merah atau beras hitam akan menghasilkan warna nasi yang serupa dengan warna berasnya. Kandungan amilosa yang rendah pada pati beras akan menghasilkan nasi yang cenderung lebih transparan dan lengket. Ketan, yang patinya hanya mengandung sedikit amilosa dan hampir semuanya berupa amilopektin, memiliki sifat semacam itu. Pada umumnya, beras dengan kadar amilosa lebih dari 24% akan menghasilkan nasi yang 'pera' (tidak lekat, keras, dan mudah terpisah-pisah).
            Nasi dimakan oleh sebagian besar penduduk Asia sebagai sumber karbohidrat utama dalam menu sehari-hari. Nasi sebagai makanan pokok biasanya dihidangkan bersama lauk sebagai pelengkap rasa dan juga melengkapi kebutuhan gizi seseorang. Nasi dapat diolah lagi bersama bahan makanan lain menjadi masakan baru, seperti pada nasi goreng, nasi kuning atau nasi kebuli. Nasi bisa dikatakan makanan pokok bagi masyarakat di Asia, khususnya Asia Tenggara. [3]

            Namun, jika kalian ditanya nasi berasal dari apa? Jawaban apa yang akan kalian berikan?
            Kebanyakan orang akan menjawab bahwa nasi berasal dari beras dan padi. Apakah beras bisa langsung menjadi nasi begitu saja? Tentu saja tidak, beras harus diolah terlebih dulu lalu bisa berubah menjadi nasi. Sama halnya dengan memasak nasi yang berasal dari beras yang ditambahkan air panas dan api (panas)  yang akan menjadi nasi. Berbeda dengan komposisi membuat nasi, misalnya bahan terdiri dari satu liter beras, satu liter air, suhu 900C, dan waktu selama 45 menit. Untuk menjadikan beras ke nasi diperlukan tahap-tahap dan proses yang harus dilakukan terlebih dahulu. Nah, inilah siklusnya :

Padi -> Beras -> Nasi.
Padi -> Beras + air + panas -> Nasi

Variasi Nasi kini makin beragam :
1. Ada yang namanya “Nasi Goreng”, sudah pada tahu kan makanan ini, makanan ini menjadi favorit saya ketika sarapan pagi selain nasi uduk,
2. Ada yang namanya “Nasi Minyak”, nasinya berwarna kuning dan biasanya ada di acara pernikahan,
3. Ada yang namanya “Nasi Liwet”, nasih khas penganan Jawa ini rasanya enak banget, dicampur dengan bumbu dan ada sedikit ikan teri nya,
4. Ada yang namanya “Nasi Uduk”, nasi yang dimasak dengan santan dan bumbu rasanya juga menjadi lebih enak, biasanya dikonsumsi pada pagi hari, untuk sarapan pagi.
5. Ada “Lontong”, beras yang diolah sedemikian rupa hingga menjadi keras dan dibungkus dengan plastik atau daun pisang, merupakan campuran dari lontong sayur, sate, atau gado-gado.
6. Ada “Bubur Ayam”, pada tau semua kan?, nasi yang dimasak dengan air yang lebih dan disajikan dengan kuah ayam dan taburan ayam iris dan kerupuk.
7. Ada juga “Nasi Lemang” yang ditambahkan dengan santan dan beras dimasukan ke dalam bambu lalu dibakar.
8. Dan ada juga ”Nasi Tumpeng” atau ” Nasi Kuning”, yakni nasi yang berwarna kuning dan biasanya dihias atau ditambah dengan potongan telur dadar dan tambahan lainnya. (warna kuningnya diperoleh dari kunyit).

            Selain bangsa Indonesia, orang-orang atau penduduk di Jepang juga mengkonsumsi nasi, salah satu makanannya yaitu “SUSHI”, makanan dari Jepang yang terdiri dari nasi dan dicampur dengan lauk, biasanya berupa seafood seperti udang dan ikan, lalu sayur dan daging yang masih mentah atau sudah masak.
            Rasa nasi Sushi ini, yaitu asam namun asamnya sedikit karena dibumbui campuran cuka beras dan garam serta gula. Mungkin untuk beberapa orang di Indonesia kurang menyukai makanan yang mentah seperti sushi ini. Ada juga, nasi kepal atau onigiri yang juga sering dibawa oleh orang-orang Jepang yang dibuat untuk bekal.
            Selain dibuat makanan seperti di atas, beras juga diolah menjadi “TEPUNG BERAS”, nah biasanya tepung beras  merupakan bahan dasar dari berbagai macam kue tradisional seperti : Nagasari, kue serabi, dll. [4]      

            Dari pembahasan di atas, kita dapat memperoleh beberapa kesimpulan. Kesimpulan yang pertama bahwa, nasi itu berasal dari beras yang diolah (ditanak) yang ditambahkan air dan panas (suhu) dan beras berasal dari bulir-bulir padi yang diolah dan melalui proses tertentu yang hasilnya berupa butir-butir beras. Sedngkan padi adalah salah satu tanaman pokok yang tumbuh di daerah tertentu dan beranekaragam jenisnya.
            Kesimpulan yang kedua Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil. [5]
            Segala hal, yang kita (akan) lakukan harus melalui beberapa tahapan dan melalui proses yang panjang, sehingga mendapatkan hasil yang baik dan sesuai keinginan (cita-cita). Namun, proses dan tahapan ini tidak memakan waktu yang sedikit, melainkan memerlukan waktu yang cukup lama untuk memeperoleh hasil terbaik. Melalui proses yang lama ini, kita banyak memperoleh pengalaman dan ilmu yang lebih banyak, dibandingkan sebelumnya.
            Kesimpulan yang ketiga, nasi merupakan makanan pokok penduduk di Indonesia. Tapi, kini cuaca yang tak menentu (berubah-ubah) seringkali membuat petani rugi dan membuat penghasilan beras menurun, ini merupakan efek atau akibat dari pemanasan global. Banyak orang harus membayar harga tinggi untuk membeli satu liter beras. Sedangkan, sebagian besar penduduk di Indonesia tidak semua masyarakatnya adalah kelompok yang berada (keluarga mampu).
            Namun, selain nasi makanan yang lain juga bisa menggantikan karbohidrat yang diperlukan oleh tubuh, seperti: singkong. Mungkin karena terbiasa dengan nasi, orang Indonesia masih belum merasa kenyang jika tidak memakan nasi, padahal karbohidrat yang ia perlukan telah memenuhi standar yang diperlukan dalam satu hari.
            Kesimpulan keempat, kita dapat memperoleh segala sesuatu dari hal yang kita lakukan dan membuatnya jauh lebih baik, jika kita tidak merusak lingkungan dan tetap manjaga kelestarian tanaman di Indonesia. Pemanasan global, akhir-akhir ini makin terlihat dengan melihat musim (cuaca) yang tak menentu. Usaha yang bisa kita lakukan sekarang adalah dengan ramah lingkungan dengan cara membuang sampah pada tempatnya, jika masih bisa dipakai lebih baik digunakan (didaur ulang) kembali. Untuk beberapa orang, mungkin hal seperti ini adalah sesuatu yang sepele, tapi jika setiap manusia dapat menerapkannya dengan baik di kehidupan sehari-hari, pencegahan pemanasan global lanjutan dapat dihindari.
            Masalah cuaca yang tak menentu ini dan masalahpangan-pun dapat diatasi jika kita dapat mensisati dengan baik. Segala sesuatu masalah dapat diatasi dengan hal-hal yang tak pernah kita pikirkan sebelumnya. Jangan sampai, ketika semua telah terjadi dan tidak dapat diperbaiki (dicegah) lagi, kita baru menyesalinya. Pencegahan harus dilakukan sejak dini oleh seluruh penduduk di dunia.
            Nah, kesimpulan terakhir tadi telah menyadarkan kita semua bahwa ada beberapa hal kita lakukan yang akan berdampak buruk bagi lingkungan. Hindari kata penyesalan tersebut dan buatlah hidup yang ramah lingkungan dengan/ tanpa melanggar peraturan yang ada di Negara masing-masing.
            Awalnya, kita membahas padi, beras dan nasi lalu menyambung ke hal yang lain. Kita sebagai generasi muda harus berpikir jauh ke depan dan memiliki ilmu pengetahuan yang luas.
            Krisis pangan mulai meningkat terutama saat perubahan cuaca yang tak menentu seperti sekarang ini. Untuk rakyat yang berkecukupan merasa tidak terjadi apapun, tapi bagi masyarakat yang di bawah gari kemiskinan akan merasakan sekali krisis pangan ini. Untuk masyarakat mikin nasi aking adalah jalan keluar terakhir untuk mengatasi krisis pangan yang ada. Kehidupan harus terus berlanjut tapi, kehidupan mereka semakin miskin.
            Pemanasan global harus dihentikan dari sekarang juga, supaya anak cucu kita dimasa depan juga bisa merasakan apa yang kita makan dan kita rasakan sekarang. Bumi yang hijau dan lautnya yang jernih….